Jpcc kids training 7 januari 2017
SGL small group leaders
Matius 16:16-18
(16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (17)Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bahasa asli Yunani jemaatku adalah ekklesia, orang yg terpanggil keluar untuk sebuah tujuan khusus.
Yg ditekankan FT adalah kedewasaan. Pengajaran ga bikin orang tambah dewasa tapi bikin tambah pinter, yang bikin tambah dewasa adalah hubungan dalam sebuah komunitas. Kita bisa dengerin kotbah tiap minggu, tapi apakah kita tambah sabar? Hanya karena kita tau ayatnya belum tentu kita lakukan itu.
Sejak mulanya Allah menciptakan manusia sebagai sebuah komunitas. Yesus datang dan memilih untuk membawa dampak ke dalam dunia melalui sebuah komunitas kecil.
Yesus tidak berusaha menjangkau 3000 orang tapi dia menjangkau 12 orang yang tidak sempurna. Yang diminta adalah kedewasaan bukan kesempurnaan.
Pengajaran dalam sebuah kelas membawa dampak yang kecil bagi jumlah besar. Namun dampak yang besar bs dicapai dalam pemuridan yg tjd dalam sebuah kelompok kecil.
Peran dan tugas small group leaders
Small group leaders adalah seseorang yang memilih utk menginvestasikan waktunya ke dalam bbrp anak dengan tujuan utk mengembangkan iman mereka.
1. Be present / senantiasa hadir
2. Create a safe place / ciptakan tempat yang aman
3. Partner with parents / bermitra dengan orang tua
4. Make it personal / jadi teladan
5. Move them out / gerakkan mereka
Keberhasilan atau kegagalan para SGL akan di cek dari 5 hal ini.
Ad1. Be present
Show up predictably, hadir secara konsisten.
Tujuannya adalah membangun kepercayaan. Dalam 1 tahun cuman ada 51 minggu kesempatan utk ketemu SGL. Setiap hadir harus maksimalkan waktu itu. Pada saat kita absen atau cuti pasti akan dampaknya untuk anak anak tersebut. Minimal kenalin nama dan kehidupan mereka.
Show up mentally, hadir secara mental
Tubuhnnya ada, tapi orang tuanya ga dengerin. Mengarahkan pembicaraan ke hal yang bermakna. Persiapkan diri utk memberikan masukkan yang berguna dan alkitabiah. Setiap anak dihargai dengan perhatian dan fokus
Show up randomly, hadir secara tidak terduga
Tunjukkan kepedulian yang tulus. Saat aku gak expect dia hadir. Contoh telpon, kasih kartu ulang tahun, hadir di acara mereka. Tunjukkan bahwa kita interested dalam kehidupan mereka, supaya mereka bisa terbuka.
Ad2. Create a safe place
Tugas kita menciptakan tempat yang aman bagi anak anak, pasti ada latar belakang dan kepribadian ataupun interest yang berbeda beda di setiap kelompok kecil. Ini kemudian membuat adanya tension. Tension / perbedaan ini bukan hal buruk, supaya mereka melihat ini menjadi landasan utk sharing.
Anaka anak akan memperhatikan bagaimana cara kita menangani konflik, pertanyaan sulit, disiplin, dan rasa takut.
1. Lead the group
Kita disitu yang memimpin, kita take charge. Saat ada tension jangan dibiarkan. Tanamkan 3 hal ini
A. Acceptance / penerimaan
Penerimaan ini adalah fondasi supaya mereka dpt menjadi terbuka thdp kita. Cara menunjukkan penerimaan merayakan mereka dengan cara yang sama, menghentikan gossip. Tunjukkan bahwa kita interest sama kehidupan mereka, lean forward. Waktu mereka terbuka, mereka berani cerita hal hal yang tidak lagi di permukaan.
B. Confidentiality / kerahasiaan
Have to be wise, jangan ceritain hal hal yang rahasia. Tau kapan harus kita berhenti supaya ceritanya hanya berdua. Ngobrol one on one. Tahu kapan harus mendorong anak untuk bercerita dan kapan tidak.
C. Honesty / kejujuran
Jujur dulu ttg kehidupan pribadi, kerohanian, pergumulan kita supaya kita dapat menciptakan rasa aman bagi anak anak. Lihat kedewasaan anak anak, ga perlu sharing semua hal yang kita alami. Share something yang relate sama kondisi saat itu. Ga perlu secara detail diceritain.
2. Respect the process
Jangan sampe punya iman yang nebeng tapi punya iman yang persoalan. Utk bs punya authentik faith ga ada tolak ukurnya, ini semua on going process. Bantu anak anak supaya bisa connect lagi sama kebenaran FT. Ga semua orang dewasa tau jawaban atas suatu pertanyaan. Ciptakan tempat yg aman utk mereka bertanya, lebih baik mereka bertanya ke kita drpd ke teman di sekolah. Biasakan mereka untuk cari kebenaran FT ketika menghadapi problem.
3. Guard the heart
Saat anak anak mulai terbuka, kadang mereka akan bertanya hal yang makin krusial, makin intimate, hal yang mereka tadinya ga berani cerita. Kita perlu jaga tension antara kerahasiaan anak anak dan kemudian harus meminta bantuan orang lain. Share sama orang lain ketika kita perlu bantuan terutama mengenai luka luka berikut. Ada 3 luka yang perlu diperhatikan : being hurt / dilukai sama orang terdekat, hurt others, hurt self.
Ad3. Partner with parents
Ulangan 6:4-9
(4) Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (5) Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (6) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, (7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.(8) Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, (9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Memabangun iman itu harus setiap saat.
1. Beri kode ke orang tua
Belajar memperkenalkan diri ke ortu, they have to know who you are. Let them know kita membantu mereka menang sebagai orang tua, kita tidak mengambil peran sebagai orang tua, kita membantu anak bertumbuh dalam iman. Orang tua pasti pengen jadi orang tua yang terbaik bagi anak anak, tapi banyak yang gatau caranya
2. Honor the parents
Seringkali kita merasa kita bisa do better than parents. Kita harus berada di sisi nya orang tua, kita harus build bridge antara orang tua sama anak. Can you see from their perspective? Jangan coba membela anak dan orang tua, try to help it out. Jangan coba ambil posisi mereka karena tidak gampang, kecuali mau tinggalkan kerjaan dan ambil tanggung jawab jadi orang tua mereka.
3. Reinforce the family
Setiap keluarga pasti punya ritual masing masing. Cari tau apa yang anaknya suka. Dont take the credit yourself, give the credit to the family. Contoh kalau anak suka kamera, kasitau orangnya give advise mungkin pas ultah dikasi kamera. Yang disenengin pasti orang tuanya. Jangan sampe berkompetisi dengan orang tua. Learn utk memperkuat keluarga. Kita ini cuman temporary, setiap kita mungkin hanya punya waktu 2-3 tahun.
Ad4. Make it personal.
Informasi skrg menyebar dengan sangat cepat. Decision yang kita ambil ada hubungan dengan apa yang kita konsumsi / terinspirasi dari apa yang kita lihat. Keputusan diambil juga karena role model, mis rambut ngikutin model justin bieber.
Anak kecil paling jago dalam detecting lie. Atau kita ga genuine sama mereka. Makanya we have to make it personal. Apa yang harus kita lakukan itu jadi bagian dari diri kita. Harus look authentic. Jangan lakukan ini hanya rutinitas.
Banyak dari kita mempackage hari minggu itu gak sama dengan hari senin kita. Justru hari senen sampe jumat kita terbiasa dengan hal yang biasa biasa saja. Jangan membuat hari minggu kita menjadi beban buat kita.
1. Live in community
Setiap pelayan harus berada dalam date. Hari minggu kita melayani utk anak anak. Kita ikut date adalah utk diri sendiri. Komunitas tujuannya mendewasakan kita. Sebelum mengajarkan ke anak anak bahwa small group itu penting maka kita sendiri harus berada dalam small group. Tertanamlah dalam komunitas dimana kita bisa menjadi diri sendiri.
2. Set priorities
Kita harus punya prioritas yang jelas. Anak anak harus tau , sgl bukan prioritas utama kita.
- Prioritas utama kita adalah kehidupan kita.
- Spiritual priority. Kalau mau influence iman, maka kita harus punya iman yang sejati juga. Ada 4 keahlian iman :
A. Mendengar melalui firman Tuhan dan roh Tuhan
B. Berdoa secara jujur dan penuh syukur
C. Berbicara ttg iman kita kepada orang lain
D. Menghidupi iman mereka sebagai gaya hidup yang memuliakan Tuhan
Kapan terakhir kali kita tunjukkan iman kita kepada orang lain?
- Prioritas hubungan. Ini prioritas kedua yang harus kita bangun. Kita harus punya teman yang bs kita prioritaskan. Jangan sampe pasangan kita bilang "kamu mau pilih saya atau pelayanan kamu?" Kita harus bilang bahwa keluarga kita lebih penting drpd pelayanan kita.
Jangan terlalu mengambil bagian atas semua pekerjaan dan tugas, seolah olah Tuhan ga bisa pakai orang lain buat mengerjakan pekerjaan Tuhan.
3. Be real / just be yourself
Di atas panggung dan di bawah panggung harus sama attitude kita. Supaya ga tiring, supaya kita juga keliatan jadi orang yg genuine juga.
Ad5. Move them out
Mereka akan punya temen di luar sana, jadi kita perlu menyadari mereka bahwa its bigger than this small group. Sadari mereka bahwa mereka perlu bertumbuh. Perlu connect sama orang lain. Akan ketemu orang lain juga. Kehidupan ga cuman small group ini aja
1. Move them to someone else
Menurut expert, anak butuh banyak orang dewasa ketimbang cuman 1. Anak ga boleh cuman clingy sama satu orang aja. Kita perlu bantuan banyak orang utk membimbing anak ini ke arah yang benar. Bantu mereka supaya mereka kenal orang lain, selain small group kita. Biasakan mereka utk berbaur dan tidak eksklusif.
2. Move them to be the church
Give them something significance supaya mereka feel significant. Libatkan anak anak dalam acara gereja, apapun perannya mereka akan feel significant. Contoh bantu pimpin doa utk kelompok kecil, bantu pimpin group anak kelompok kelas 4 bagi anak kelas 6. Buat mereka pimpin doa doang itu hal yang penting. Mungkin doanya supaya kelompok temannya kalah. Tapi kalau mereka percaya bahwa doa itu punya kuasa, ketika mereka besar nanti kalau ketemu masalah what they do first adalah berdoa. They need to be the church
3. Move them to what is next
Setiap orang pasti akan move ke step berikutnya. Persiapkan anak anak utk masa transisi, utk step berikutnya. Transisi itu penting banget, ketika anak mau lulus sma masuk kuliah. Kalau transisi ga mulus dia bisa berhenti pergi ke gereja lagi kalau transisinya gak nyaman.
Anak anak yang tdnya sd ke smp, akan ada orang yg treat mereka sebagai teenager. Akan ada perubahan yang signifikan terjadi. Gimana caranya membantu anak anak supaya mereka siap dalam menghadapi transisi?
No comments:
Post a Comment