Kotbah 13 agustus 2017
1st service
Ps. Paul scanlon UK
The agony of divine delay
Kota kasablanka
Today is international left handers today
Living between Tragedy striking your life dan kelegaan dalam hidup. Titik ini bicara dimana saatnya kita sadar tragedi itu menyerang dan kita menunggu berkat Tuhan atau intervensi Tuhan. Kadang jarak antara itu bisa sampe 10 tahun. Hidup dalam penantian itu bisa jadi sebuah kesengsaraan dalam jiwa kita.
Pertengahan december 2016, salah satu cucu paling muda berumur 21 di diagnosa menderita kanker. Dia dilarikan ke rumah sakit. Dimana dia akan mengalami pengobatan kemotrapi selama 2 tahun. Skrg sudah 9 bulan, Tuhan sampe saat ini belum mengintervensi secara mukjizat atau supernatural. Setiap malam tertidur tanpa menyadari apa yang terjadi besok pagi. Menangis sampe jatuh tertidur. Melihat anak anak mengalami kesulitan, terutama anak mereka mengalami kesulitan. Seperti hidup di masukkan blender, semua akibat yang keluar drpdnya harus kita hadapi. Bgm meresponinya sebagai seorang pemimpin, leader, bapa, hamba?
Kita sangat amat membutuhkan Tuhan untuk intervensi tapi Tuhan tidak melakukan apa apa. Habakuk 1:1-4
(1) Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk.
Keluhan nabi karena ketidaksetiaan
(2) Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? (3)Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. (4) Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.
Habakuk adalah suara profetik nabi hamba Tuhan. Hal yang dinubuatkan belum terjadi. Habakuk memandang sptnya Tuhan tidak mendukung dia. Dia berteriak berapa lama lagi aku harus menunggu supaya sesuatu terjadi? Sama spt dengan yang lain habakuk ada di tengah jarak penantian menunggu campur tangan Tuhan terjadi. Ini adalah pesan buat siapa saja yang pernah merasakan spt habakuk.
Klo seandainya Tuhan seorang sahabat, mungkin ps. paul akan sulit bergaul dengan orang ini karena timingnya ko buruk banget. Sepertinya jadi orang yg tidak bs diandalkan. Ketika orang lain butuh ko tidak segera bertindak.
Semakin tua tdk mau melayani dengan profetik tapi keimaman. Tidak pusing jadi seorang nabi mewakili umatnya tapi sebagai imam mewakili umatnya. Seringkali menurut ps. Paul nasihat kita untuk orang lain yang mengalami kejadian seperti ini adalan berserah, punya iman, dan bilang segala sesuatu bekerja untuk kebaikan. Semua itu baik tapi sbenarnya tidak cukup untuk melewati semua hal ini.
Kalau seandainya sepatu itu metafor mengenai perspektif seseorang, maka Tuhan ga pakai sepatu. Tuhan itu maha tahu, Tuhan immune dari posisi perspektif. Artinya tidak punya sudut pandang. Keterbatasan dari sudut pandang tertentu saja. Pada saat kita bs lihat semuanya sekaligus secara bersamaan kita tidak perlu perspektif lagi. Tuhan tidak perlu tiba tiba menyadari sesuatu. Dia tidak pernah terkejut atau merasa lega. Dia tidak pernah khawatir. Dia tidak pernah kecewa. Dia alfa dan omega. Dia adalah kedua duanya pada waktu bersamaan. Dia tau awalnya sejak akhir dan sebaliknya tanpa susah payah.
Kita yang harus mencari tau perspektif kita masing masing. Banyak orang percaya menyerah dan mundur pada Tuhan pada musim kehidupan ini dibanding musim kehidupan lainnya. Orang percaya yang sedang menderita dan berpikir kemana Tuhan , ko tidak muncul dalam musim kehidupan spt ini. Mereka merasa pembicara berbohong karena dibilang segala sesuatu bekerja utk mukjizat karena semuanya ini tidak kunjung terjadi.
Hal yang bisa menstabilkan kita. Kita bisa mencintai Tuhan dan marah pada Tuhan pada waktu bersamaan. Tuhan tidak terlalu pusing kita marah atau mengasihi Dia, yang penting Tuhan selalu mengasihi kita sepanjang masa. Cek kitab yunus, yunus begitu benci sama Tuhan. Tuhan pakai yunus untuk berkotbah kepada orang yg dia benci. Yunus berkotbah dengan sikap hati yang sangat buruk, supaya mereka bertobat. Yunus setelah berkotbah pun masih marah karena tidak mengerti mengenai kasih karunia. Tidak ada kaitannya dengan marah dan kita tetap bisa dipakai Tuhan.
Semua ketertundaan ilahi yang dtgnya daripada Tuhan memang menyengsarakan. Waktu datang ke gereja, kita mengharapkan mukjizat kita kemudian kita menghadapi orang lain mendapatkan mukjizat. Mis ada pasangan mendapatkan anak, tapi kita sedang bergumul 5 tahun tidak mendapatkan keturunan. Contoh lain ketika bergumul orang lain sembuh dari kanker tapi kita sendiri masih belum sembuh. Susah untuk bisa bertahan dalam gereja untuk menantikan musim ini berlalu. Sementara musim ini bisa berlangsung bertahun tahun.
Saat tragedi menyerang kehidupan ayub mereka berusaha menjelaskan ayub kenapa mereka mengalami itu. Teman ayub menjelaskan 6 orang jenis manusia yang harus dihindari dalam hidup. Tugas kita bukan membetulkan satu sama lain. Kadang kita ga paham berada di tengah orang lain yang mengalami tragedi. Ada banyak hal abu abu yang terjadi dalam kehidupan.
Kita seringkali bilang kepada orang come as you are. Sbenernya sesungguhnya bukan come as you are tapi come as we are. Sebenernya kita merasa ga nyaman kalau orang come as you are.
Saat cucu ps paul mengalami kanker dikasitau jangan google apapun. Diagnosa salah bisa menuntun kepada perkiraan pengobatan kesembuhan yang salah. Kita harus selalu amat hati hati saat berada dalam posisi orang lain. Ketertundaan yang ilahi adalah kesengsaraan karena ilahi. Maksudnya adalah tidak ada satupun yang bs menghentikan atau menghalangi Tuhan untuk apa yang sedang dia lakukan. Dia adalah omnipotent maha hadir. Kalau ini ditunda maka ini adalah idenya Tuhan. Kalau Tuhan menunda intervensi nya maka Tuhan sudah berketetapan untuk menunda.
Ini sama spt mendengar berita lazarus sakit. Dia sengaja menunda perginya kemudian dia mendengar berita lazarus sudah mati. Utk mukjizat bisa terjadi seharusnya dia datang pada saat lazarus sakit. Tapi Yesus sengaja menunda sampe lazarus mati. Dia punya keberanian utk berkata lazarus tidak mati. Saat Yesus muncul lazarus sudah 4 hari mati. Pasti ada sesuatu dalam pikiran Tuhan yang tidak ada dalam pikiran orang lain. Melihat Yesus apa yg Dia lakukan merupakan bukti bahwa Dia akan melakukan hal yang sama thdp hal lain. Kita tidak punya teologi untuk menggambarkan passive omni potence. Namun ini kita rasakan kemahakuasaan Tuhan begitu pasif dan tidak bekerja dan kita mempertanyakan dimana Tuhan???
Ketertundaan ilahi ini seringkali dibicarakan oleh para leaders bahwa seringkali kita juga mengalami penderitaan di masa senang. Saat tragedi menghantam hidup kita, kita kemudian tau apa rasanya ditinggal oleh Tuhan. Sadrakh, mesakha, abednego semuanya mengalami kesengsaraan atau ketertundaan yang ilahi. Dalam gereja kadang kita perlu orang yg berhasil menang dalam penantian ketertundaan ilahi ini. Ada sesuatu yg terjadi yang bisa kita pelajari di tengah penantian ini, apa yang kita dapatkan bisa berguna bagi orang lain. Ada ide lain yang tidak kita ketahui dan ada rancangan yang lebih besar.
Ketertundaan ilahi ini bs menghasilkan sesuatu yg lebih besar. Pelajari apa yang bisa kita dapatkan sebagai benih dan bisa ditaburkan dalam kehidupan orang lain. Sesungguhnya Tuhan bekerja untuk segala sesuatu bisa jadi baik, Dia tidak meninggalkan kita, mungkin Tuhan istimewa dan dipilih Tuhan sebagaimana banyak orang tidak mau dipiih jadi orang istimewa ini.
Kita mau bangun gereja dimana orang harus datang sebagaimana mereka ada. Orang bukannya harus membenarkan orang lain tp harusnya berjalan, berdoa, bergumul bersama orang lain yang menderita. Orang di luar sana pengen tau sbenernya kita juga sama manusia. Apa bahasa kita sama spt manusia lain?
Di tengah penantian akan ketertundaan ini, kalau mengalami masalah ini gapapa belum tentu hukuman atau karena kita orang jahat. Dalam keletihan dan frustasi kita, Tuhan akan pakai kita jadi pertolongan kepada orang lain yang mengalami hal yang sama. Kita ini akan menjadi tiang terang bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment