Sunday, November 11, 2018

Kotbah 11 november 2018 1st service Ps alvi radjagukguk Rethinking church

Kotbah 11 november 2018
1st service
Ps alvi radjagukguk
Rethinking church
The kasablanka

Ayat mingguan
Kolose 3:9-10 (TB)  Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Pembaruan pikiran adalah respon kita thdp undangan Tuhan utk melihat segala sesuatu dari perspektif nya.

Pembaruan pikiran adalah proses. Pikiran - tindakan - kebiasaan - karakter - masa depan. A renewal process.

Roma 12:1-2 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Serupa conform - transform lampaui / berubahlah / keluar dari pola tersebut.

Dont become so well adjusted to your culture that you fit into it without even thinking. Hal yang simpel yang Tuhan liat. Jangan menerapkan apa yang orang lain biasakan. Kebiasaan yang dilakukan bersama disebut culture. Misalnya kebiasaan berpacaran. Menyesuaikan diri tanpa berpikir ulang. Fix your attention on God. You will be changed from the inside out. The culture around you, always dragging you down to its level of immaturity.

Kita berubah dari hari ke hari supaya kita semakin dewasa. Terutama dalam mengerti dan mengenal kehendak Tuhan. Menjadi serupa dengan Kristus. Apa usaha kita semakin dewasa diliat dan dirasakan orang di sekitar kita?

Dunia menawarkan banyak hal yang tidak dewasa yang banyak mengubah pola pikir kita. Segala sesuatu yang tidak kita jaga akan turun kualitasnya.

Titus 1:15 (TB)  Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

The culture around us is corrupted. Cara hati kita merespon harus semakin benar di hadapan Tuhan. Rangkaian hal negatif kadang kala membuat kita merespon tidak benar. Merasa ini karma? Mungkin emang udah jalannya ga punya jodoh?

Perlu 21 hari untuk merubah pola pikir. Perlu 63 hari untuk mengubah itu menjadi sebuah habit. Semua ditentukan oleh Gereja lokal tempat kita tertanam.

Matius 16:18 (TB)  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Jangan biarkan kejadian traumatis dan kejadian negatif menguasai masa depan kita. Untuk segala sesuatu yang kita kasihi kita akan membangun nya. If we love Jesus we will love whom he loves and build what he builds.

Ada 2 pemikiran yang bisa membantu kita mengubah pemikiran kita tentang gereja
1. Gereja bukan tempat orang sempurna tapi sedang di sempurnakan.
Matius 22:37-39 (TB)  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Our love for Jesus is authenticated by our love for others. Nothing more nothing less. Ga bisa bilang yang penting gimana kita sama Tuhan.

Markus 2:17 (TB)  Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Kita semua adalah work in progress. Semua kerjaan konstruksi ga dibuka, ga layak di pertunjukkan.

Amsal 4:23 (TB)  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Amsal 23:7 (TB)  Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. "Silakan makan dan minum," katanya kepadamu, tetapi ia tidak tulus hati terhadapmu.

Kita baru bs melakukan proses pembaruan pikiran kalau sudah bisa menjaga hati. Mengatur ekspektasi. Ciri orang dewasa bisa mengatur pengharapannya sama orang lain. When it comes to church everybody expects to be faultless?

Jangan heran kalau ketemu sama orang yang kalau kita ketemu butuh kesabaran ekstra. Lihat orang lain bukan sebagaimana mereka adanya, tp lihat sebagai jiwa yang perlu Tuhan, yang perlu kasih Tuhan. Bagaimana respons saya ketika menghadapi ketidaksempurnaan orang lain?
Apakah sikap saya ketika menghadapi ketikdaksempurnaan gereja?

2. Saya sebenarnya sedang membantu diri saya (bukan  gereja) dengan melayani

Roma 12:5 (TB)  demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Each contributing to the others.
Kalau semua bagian tubuh ada tapi gak ada yang nempel satu sama lain. Kita ini tersambung satu sama lain. Taunya tersambung? Setiap bagian berkontribusi satu sama lain.

Hati hati dengan kenyamanan.
Comfort kills potential, cripples capacity, lessens opportunity.
Pakai pelayanan untuk membangun orang bukan pakai orang untuk membangun pelayanan.
Jangan pandang orang sebagai asset tapi pandang orang sebagai pribadi. Bisa melayani tanpa intimidasi tapi dengan inspirasi dan role model.

Apa esensi kedewasaan?
Mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Kapasitas kantung anggur harus selalu diperbesar, take good care of the structure supaya Tuhan bisa mengalirkan aliran anggur baru

Roma 15:2 (TB)  Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
Strength is for service not for status.

Kolose 1:15-17 (TB)  Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Tuhan pakai kita supaya kita mengerti tujuan hidup. Tujuan selalu lebih besar daripada kita sendiri. The point of purpose is to determine how you will serve others, if you dont have a plan to serve you dont need a purpose.

Bagaimana bisa kita memberi diri utk melayani? Kalau kita diberi kesempatan utk melayani berarti orang lain percaya potensi. Apakah saya ternuka untuk mendewasakan diri dan mengeluarkan potensi ketika melayani?

No comments:

Post a Comment