Friday, November 25, 2016

Kotbah 28 agustus 2016 Ps. Jeffrey rachmat Generosity

Kotbah 28 agustus 2016
1st service
Ps. Jeffrey rachmat
Kota kasablanka

Generosity

Miskin itu lebih bicara soal kondisi pikiran.
Kita harus dikenal sebagai orang yg dermawan / murah hati. Kalau mau jadi partner jpcc harus murah hati, berpikiran luas, berani berbagi, dll

3 yohanes 1:2
Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.

Prosperity itu dimulai dari jiwa, dari dalam. Sebagai org kristen kita harus hidup dari dalam keluar. Apa yg terjadi dr dalam harus menentukan apa yang akan terjadi ke depan, berpikir luas. Hati makmur, berlimpah, pikiran sehat sehingga kehidupan kita juga demikian. Banyak orang menginginkan makmur dan kelimpahan tapi semakin dikejar itu semakin jauh, mereka tidak dapat menikmati kelimpahan karena sikap hati dan cara berpikir yang keliru. Kita harus keluar dari sikap hati dan cara berpikir yang miskin. 

Pikiran miskin itu tidak terjadi sehari, tp banyak faktor, spt latar belakang, pengalaman pribadi. Saat kita mau breakthrough juga tidak bisa dalam satu hari, itu sebabnya perlunya kita ada dalam satu komunitas yang baik, berinteraksi dengan baik. Belajar untuk mempunyai, menolong, memperhatikan orang lain dan membiarkan diri ditolong. Untuk lebih mudah berpikir breakthrough kalau dalam komunitas yang sehat. 

Kemurahan hati adalah sikap hati yg sehat, generosity is an attitude of heart. Jalan menuju kehidupan yang dicari banyak orang. Kita ga bisa bahagia dengan menjadi pelit. Contoh pengalaman suatu hari ps JR pergi ke belanda, salah seorang teman ajak makan. Senang diajak makan, waktu sekolah temannya ini terkenal pelit minta ampun. Dia bawa kupon diskon pergi ke restoran, ternyata restorannya tutup

Masalahnya bukan punya uang atau enggak, tapi di pikiran dan hati. Kemurahan hati adalah jalan menuju kebahagiaan, dan menolong kita utk tidak jadi materialistis, jadi orang yg kikir, dan berfokus pada diri sendiri. Kalau generous kita justru tumbuh jadi orang dewasa. 

Seorang bernama christian smith bersama hillary davidson, menulis buku judulnya the paradox of generosity. Giving we receive, grasping we lose. Buku ini bukan rohani, tapi ini buku sosiologi. Generosity itu paradoxical, self contradictory. Orang yg bermurah hati, suka berderma, pun akhirnya akan menerima kembali. 

Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Melepaskan sebagian yang kita punya akan membuat kita jadi berbuah / flourishing. Penemuan akademik ini menunjang FT. Sayangnya mereka ketinggalan 2000 tahun, Tuhan uda kasitau lebih dahulu. Mereka mengukur efek kedermawanan, ada 5 efek orang yg murah hati:
1. Tujuan hidup
2. Tubuh / kesehatan
3. Depresi
4. Kemajuan pribadi
5. Kebahagiaan

Hasil daripada riset mereka, orang yg bermurah hati suka berderma hidupnya akan jadi lebih baik. Orang yg murah hati pada akhirnya akan lebih berbahgia drpd yang lain. Lebih makmur, terhindar dari depresi. Keinginan mereka utk menjadi pribadi lebih baik akan meningkat. Generosity disini tidak selalu ttg uang, kita juga bisa memberi waktu, hikmat, pengetahuan, berbagi ke orang lain, jadi orang ringan tangan, memberikan pujian. 

Biasakan utk berterima kasih! Setiap hari kita pasti ketemu orang yg menolong kita. Di jaman sekarang orang hidupnya egosentris, ucapan terima kasih jadinya sesuatu yang langka dan ibarat tetesan air di sebuah tempat yang sangat kering. Ada berapa banyak yang berterima kasih kepada cleaning service di sebuah toilet? 

Amsal 11:24
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan

A generous person will prosper, whoever refreshes other will be refreshed (NIV)

Prosperity will not find its purpose if you are not a generous person. Buat apa kita dibuat prosperous (oleh Tuhan) kalau kita bukan orang yg suka berbagi?

Balik ke buku, generosity itu bukan sekedar perbuatan tapi merupakan kebiasaan. Anda tidak akan merasakkan keuntungannya kalau hanya melakukan sekali atau dengan terpaksa. Hanya orang yg menjadikan generosity sebagai gaya hidup yang akan menikmati hasilnya dengan luar biasa. Ada bbrp tipe orang yg memberi
1. Orang yg memberi dengan kelimpahan 
Punya banyak, memberi karena dia mampu, memberi karena melihat suatu keperluan yang perlu dicukupi, memberi karena belas kasihan. Merupakan satu hal yang luar biasa kalau orang suka memberi diberi kelimpahan, maka Tuhan akan memberi banyak lagi
Amsal 19:17
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

2. Orang yg memberi dari kecukupan
Hidupnya pas pasan buat dirinya sendiri. Tapi kalau mereka mau berbagi pasti ada akibatnya, ada alesannya. Mereka mau berbagi pengalaman kepada orang yg mereka kasihi, dll. Ada nilai pengorbanan kepada pemberian itu

3. Orang yg memberi karena kekurangannya
Hidupnya kurang tapi tetap mau memberi. Nilai pengorbanannya sangat tinggi. Alesannya hanya karena mau berkorban utk orang lain dan mau taat sama Tuhan. 

Apa tujuan kita generous?
2 korintus 9:11-12
(11) kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. (12) Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

Kita perlu hikmat dalam kita memberi terutama kalau kita hidup pas pasan atau kekurangan (tapi kita mau generous). Kalau memberi bantuan kepada orang yg tepat dan orang tersebut bisa bangkit, tertolong, orang tersebut bisa menerima dengan ucapan syukur yang memberi juga jadi sangat senang. Bantuan jatuh ke orang yg tepat. 

Tapi kalau kita memberikan bantuan kepada orang sempit dan pikiran miskin, dan bantuan kita tidak membuat dia berubah dan kondisi semula. Dan bantuan kita membuat dia tergantung, seolah olah dia juga jadi merasa kita wajib membantu dia. Yg tdnya kita lakukan senang, jadi paksaan. Kita harus memberi dengan sikap hati y benar, tanpa pamrih, tanpa berharap apa apa dan dengan sukacita. Lets be real! Kalau kita memberi di tempat yang salah.

Matius 7:6
(6) "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Buat orang yg punya milyard, 50rb bukan jadi masalah. Itu tidak jadi permata buat dia. Tapi uang 50rb untuk orang yg pas pas an dan kekurangan bisa merupakan mutiara. Kita rindu memberi di tempat yg tepat. Kalau pemberian kita jatuh di tempat yang tepat maka kita akan bersukacita, kita akan turut senang dan berbahagia. Kalau jatuh di tempat yg tidak tepat maka akan bisa menggigit kita balik. 

Kalau kita memberi dengan murah hati kepada orang yg benar, mau ditolong, bangkit dari kelemahan, maka spt apa yang dikatakan FT. Whoever refreshes other will be refreshed. Sama hal nya kayak membagikan kotbah ke orang yg ngantuk, yang kotbah jadi ga semangat. Padahal harusnya kalau kotbah ke tanah yang subur kita jadi lebih segar walaupun butuh usaha banyak

No comments:

Post a Comment