Tuesday, November 22, 2016

Kotbah 31 mei 2015 Ps. Jose carol Selflesness

Kotbah 31 mei 2015

1st service
Ps. Jose carol
Kota kasablanka

Filipi 2:4
 (4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Dunia penuh dengan kebutuhan konsumerisme, kita rasa kita butuhkan dalam hidup, andai saja kita ada ini dan itu. Sebuah kata yg tidak banyak kita kenal, yaitu altruisme. Yaitu sifat utk memperhatikan / memikirkan orang lain. Kata ini tidak ada di kosakata kita. Jadi jarang kita pakai. Kata ini seringkali jadi spt ilusi.

Sptnya kalau kita murah hati kita dianggap bodoh. Hampir semua masalah yg dihadapi kaum muda berasal dr budaya individualisme yg berlebihan. Sifat ini berkembang beberapa tahun terakhir, contohnya #metime. Tidak ada salahnya mementingkan diri sendiri, tapi jgn hanya mementingkan diri sendiri tapi juga kepentingan orang lain juga.

2 timotius 3:1-5
(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Kata me first merupakan kata yg muncul dari anak anak yg hidup di jaman skrg dimana setiap org berusaha memperjuangkan status dan kesuksesan sehingga menyebabkan perpecahan di keluarga, persenjangan kaya dan miskin, tidak ramah di kalangan remaja, seksualitas dini di kalangan anak anak. Me first merupakan akar dr permasalahan yg kita hadapi.

Hidup selfless lebih menguntungkan drpd mementingkan diri sendiri. Ada 3 usulan mengapa kita perlu meninggalkan sifat mementingkan diri sendiri :
1. Selflessness adalah ciri kedewasaan. Kedewasaan adalah sumber jalan keluar dr setiap masalah. Masalah dalam pernikahan, pekerjaan, konflik, perseteruan di sebuah negara. Banyak masalah bs diselesaikan kalau tidak menentukan siapa benar siapa salah.

Kalau hanya mengandalkan pengadilan yg bisa menetapkan bisa banyak konflik yang selesai. Markus 9:33-34
(33) Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" (34) Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

Kita kehilangan common sense kalau mementingkan diri sendiri.
Seringkali kita temukan sifat kekanak kanakan, sudut pandang mementingkan diri sendiri membuat mereka kehilangan kesempatan yang baik. Ada orang rela mengorbankan keteduhan hati karena antrian diserobot.

Yakobus 3:16-18
 (16) Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. (17) Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. (18) Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

2. Selflessness membawa kebahagiaan
Matius 20
Perumpamaaan ttg orang upahan di kebun anggur

Kenapa orang tersebut membayar gaji tersebut di hadapan semua karyawannya?
Iri hati kah engkau karena aku baik hati?
Iri hati akan datang dalam kehidupan kita kalau kita pikir kita pantas dan layak mendapatkan apa yg kita dapatkan. Alkitab berkata kita tidak akan bs bersyukur dengan apa yg dimiliki kalau kita iri hati.
Iri hati datang karena melihat apa yg orang lain miliki dan kita tidak mendapatkan itu. Entitlement.

Ada orang yg gajinya lebih tinggi, bonus lebih tinggi, perlakuan lebih baik dan kita tidak bs lakukan apa apa utk sesuatu yg terjadi. Bagaimana kita menjaga diri supaya kita tidak iri hati? Kita tidak bs tutup mata apalagi kita ada di social media. Kalau kita hanya mementingkan diri sendiri kita akan terjebak iri hati dan kita tdk bs bersyukur atas apa yg ada di tangan kita.

Selfishness short circuit human happiness. Keegoisan akan merusak kebahagiaan kita. Kebahagiaan bukan sesuatu yg sulit didapatkan. Kita akan berhasil menemukan kebahagiaan kita dalam / melalui kebahagiaan orang lain.

Amsal 30:15
(15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"

Salomo memberikan 4 hal yg tidak pernah berkata cukup, dunia orang mati, rahim mandul, tanah kering, dan api. Ini semua kiasan
Kalau kita tidak belajar berkata cukup kita tidak akan pernah bisa puas.

Bersyukur utk apa yg ada di tangan kita. Kalau kita selfish di dalam pernikahan kita tidak akan bahagia, kalau selfish dalam finance kita tidak akan menikmati apa yg kita dapatkan, kalau selfish dalam talenta segala macem yang kita punya akan kehilangan daya tarik

3. Selflessness mengeluarkan potensi dari dalam diri
Matius 23:1-12
(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. (8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (9) Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Ahli taurat dan farisi ada di kursi pemimpin. Turuti dan taati ajaran mereka. Tapi jangan turuti perbuatannya. Mereka hanya mengajarkan yg benar tp tidak melakukan yg benar.

Yg membuat kita jadi org hebat bukan posisi tapi potensi. Yesus sampai pada kematian nya tidak punya jabatan kepemimpinan sama sekali. Tidak pernah ada perbuatan hebat keluar tanpa adanya selflessness. Potensi bisa keluar ketika kita berhenti mementingkan diri sendiri.

Tidak mungkin kita melahirkan generasi pahlawan kalau kita tidak mengajarkan mereka ttg tidak mementingkan diri sendiri. Nothing great achieved without selflessness.

No comments:

Post a Comment