Friday, November 25, 2016

Kotbah 6 november 2016 Ps. Jeffrey rachmat GARAM

Kotbah 6 november 2016
1st service
Ps. Jeffrey rachmat
Kota kasablanka

Ayat mingguan
Filipi 2:14-15
(14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 

Minggu lalu diceritakan bagaimana harus membangun pertahanan thdp serangan iblis. Mempunyai nilai nilai yang teguh.

Matius 5:13
(13) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 

Ayat ini menakutkan, akibat dr garam yg kehilangan rasa asin adalah dibuang dan diinjak orang. Dan tidak ada orang yg mau dibuang dan diinjak orang.

Yesus menggunakan perumpamaan yang sederhana, supaya semua orang bs mengerti. Apa artinya garam menjadi tawar?

1. Garam tersebut kehilangan tujuannya. Kalau Tuhan mau kita jadi garam jangan sampai kita kehilangan tujuan hidup. Garam menjadi tawar kehilangan alasan kenapa dia ada, melenceng dr tujuan sebenarnya. 

Dalam kehidupan sehari hari, tujuan yang pasti akan membuat kita selamat dan untuk tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Mis kita punya tiket nonton bioskop di teater 3. Lalu dipanggil pertunjukkan teater 2, maka kita santai aja. Kita ga gampang dipengaruhi oleh berbagai suara karena kita tau tujuan kita kemana.

Contoh lain misalnya kita di airport domestik, setiap menit dibombardir panggilan. Tapi kita ga panik karena kita punya tujuan yang pasti. Kalau lagi ga punya tujuan yang jelas, misalnya diajak makan apalgi ditraktir pasti langsung mau. Apalagi kalau kita berada di gerombolan yang peer pressure, terus didorong dorong sama temen. Kalau kita ga punya pertahanan, ga punya nilai maka akan terdorong utk melakukan hal yang didorong temannya tersebut.

Kita semua punya tujuan hidup, dan tujuan hidup kita Tuhan yang menentukan. Sebelum kita lahir Tuhan yang tau tujuan hidup kita. Itu sebabnya kita harus membangun hubungan sama Tuhan. Karena segala sesuatu ada tujuannya. Kalau kita ga tau tujuannya bukan berarti dia tidak ada tujuannya, kita hanya belum tau. Kalau gatau tujuannya, akan besar kemungkinan terjadi abuse / abnormal use. Kita akan memakai barang tersebut tidak seperti seharusnya.

Yeremia 29:11
(11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Penting utk membina hubungan dengan Tuhan supaya ga wira wiri ga jelas.

2. Garam yang tidak lagi asin akan turun nilainya. Yang asli selalu lebih mahal nilainya drpd yang palsu. Yg palsu selalu drop. Entah itu tas, jam, atau yang lain. Yang asli selalu menarik untuk ditiru. Dan orang tidak akan meniru yang palsu. Jadi kalau kita punya sesuatu yg asli lalu ditiru orang, berarti kita menarik. Bersyukurlah.

The best way utk menjadi pengaruh adalah be yourself. Kalau kita menjadi pengaruh utk orang lain lalu niru orang lain, kita akan kehilangan nilai (pengaruh) kita. Orang tidak akan meniru yang palsu. You are born original, dont die a copy. Kalau kita hidup sesuai tujuan, maka nilainya akan tinggi. Roh Kudus akan selalu mendorong kita untuk jadi orisinil, karena dia mengerti rancangan apa yang Dia punya mengenai kamu.

Iblis akan mendorong kita utk jadi yang palsu utk meniru orang lain. Tuhan akan selalu senang kalau kita jadi diri sendiri.

3. Garam yang kehilangan rasa asin maka garam tersebut ga ada gunanya. Jaman Yesus rumah mempunyai loteng, upperroom yang dipakai tamu tuk menginap special occasion. Kamar tersebut biasanya campuran kayu dan plester di atasnya. Plester tersebut biasanya mudah mengelupas, retak. Dengan menambahkan garam yang sudah kehilangan mineralnya, yang ada di atas kayu tersebut maka menyebabkan lantai tersebut mampu menahan retakan. Menjadi keras sehingga tidak mudah retak.

Makanya Yesus bilang garam yang kehilangan rasa asin akan dibuang dan diinjak orang karena dijadikan bahan utk penguat plester, akan diinjak orang. Tidak ada orang yg mau hidupnya diinjak orang. Menjadi garam dunia artinya suatu kehidupan yang memberikan dampak. Garam memberikan rasa (asin). Dan tidak perlu berlebihan, utk semangkuk sup tidak perlu semangkuk garam. Cuman perlu sedikit utk satu mangkuk sup tapi kudu berfungsi. Kudu memberi dampak. Memberi rasa, memberi pengaruh. 
1. Garam baru akan dirasakan kalau dia gak ada. Kalau dia ada makanya biasa saja. Kalau dia ga ada tiba tiba hambar, dan orang bilang ambilin garam dong. Jangan sampe kita ga masuk seminggu ga ada yang tau. Kalau di PHK jangan marah karena kita ga keliatan ada gunanya. 

Demikian juga dengan lampu dan terang, kalau masuk kamar nyala lampu terang biasa aja. Waktu masuk kamar nyala lampu jarang kita bersyukur, tapi giliran mati lampu kita komplain sama PLN. Jarang orang merasa bersyukur akan keberadaan garam dan terang, tapi begitu kita cuti orang akan berasa. Kita harus jadi garam dan terang.

2. Sebagai garam kita mempertahankan nilai moral dan etika. Memperlambat tingka kerusakan daging, sehingga bisa dimakan utk jangka waktu yg lama. Mengawetkan. Mempertahankan nilai moral dan etika. Saat kita ada, moral dan etika terjaga dengan baik. Orang tidak semudah korupsi, curi waktu, dsb karena kita ada.

Kita mengawetkan, mempertahankan nilai moral dan etika. Garam tidak mengubah daging menjadi garam tapi mempertahankan. Sebagai anak Tuhan, kita harus mengawetkan dunia ini dr pembusukan nilai moral dan etika

3. Sebagai garam harus hidup damai dengan orang lain. Markus 9:50 (50) Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Sebagai garam bukan jadi pemicu kerusuhan tapi harus jadi pembawa damai. Menentramkan. 

Tuhan pakai istilah garam supaya orang mengerti, itulah tujuan kita hidup di dunia ini. Selama kita hidup kita harus jadi garam buat dunia ini. Jangan sampai garam kehilangan tujuan dan tidak berguna, jangan sampai garam tersebut turun nilainya. Mari kita hidup memberi dampak, memberikan rasa asin.





No comments:

Post a Comment