Friday, November 25, 2016

Leadership seminar sy rogers day 2

Leadership seminar sy rogers day 2
Upper room

Continuing where we left off...

The second biggest concern dari pastoral care berkaitan dengan hubungan sexual.
Concern pertama adalah: sikap yang tidak penuh dengan kasih dan penebusan.
Walaupun kita punya sikap yang baik thdp mereka yang bergumul sekalipun itu tidak cukup, attitude matters. 

Kita harus efektif dalam pelayanan dalam memberikan bantuan yang kita berikan. Mazmur 98:77 kalau mau membawa orang yang kita layani maju lebih jauh, Tuhan akan menambahkan orang ke dalam pelayanan kita, maka kita harus lebih jelas dalam hal menggembalakan atau memuridkan terutama dalam hal yang berkaitan dengan seksual. 

Salah satu hal kebenaran yang berlaku umum walaupun kita tidak semua bergumul alkohol, tidak bergumul dalam keuangan, tapi semua kita adalah makhluk seksual. Kita punya tubuh dan imajinasi. Kita harus belajar bagaimana mengelola ini dengan baik, dan kemudian mampu memimpin orang lain di dalam perjalanan yang membutuhkan kesehatan dan tanggung jawab utk mengelola hidup. Orang bergumul thdp kerentanan mereka, mereka seringkali tidak mengerti kenapa. Itu sebabnya penting untuk bisa mengerti hal ini. 

Yesus bayar lunas dosamu dan menghubungkan kembali dengan Bapamu di surga, tapi Tuhan ga bisa melakukan sulap lain untuk kita. Mis menyingkirkan semua pergumulan daging kita. 2 korintus 5:17 barangsiapa ada dalam Kristus dia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu yang baru sudah datang. Bukan berarti itu secara sulap terjadi tiba2 jadi orang yang baru. Itu tidak menghapus ingatan mu dan kemanusiaanmu. Kata kerja yunani yang dipakai untuk kalimat tersebut, bahwa skrg kita sudah ada dalam Kristus maka sebuah proses perubahan sudah dimulai (transformasi). Proses ini akan terus mengubahkan keberadaan kita. 

Pertanyaannya adalah kalau Dia tidak menyingkirkan ini apakah kita akan tetap setia apapun yg terjadi, apakah kita bersedia menyalibkan diri / menyangkal diri? Kenapa? Karena kita menginginkan Tuhan lebih lagi. 

Pemimpin Kristen pun tetap memiliki resiko, kita harus memberikan perhatian thdp hidup kita sendiri. 

Penting untuk bisa membedakan mature or nurture pada sebuah DNA. Misalnya kalau kita dilahirkan secara gay oleh DNA kita, berarti gay itu normal. Berarti apa yang ditulis FT itu semuanya salah. Logika ini salah besar. Ga penting apa latar belakang kita, kita semua dilahirkan dalam keadaan rusak, dalam kelemahan. Bukan salah kita lahir seperti itu, Tuhan hanya ingin kita menyadari kebenaran ini dan kemudian dilahirkan kembali kemudian menyerahkan kelemahan kita kepada Tuhan. Sehingga kelemahan itu tidak menguasai kita tapi kita yang menguasainya. 

Dalam pergumulan seksual, rasionalisasinya berbagai bentuk dan rupa. Mis orang homosexual berkata ke orang heterosexual : sexualitas itu ga jelas, kamu bisa saja suka jadi homoseksual! Kalau kamu terlahir gay, berarti ga ada pilihan buat kamu. Rasionalisasi itu berbeda beda untuk keberadaan yang berbeda beda juga. Itu sebabnya kita harus mengingatkan orang, siapa yang kamu dengerin? Science or FT? FT menjadi tuntunan yang lebih baik daripada budaya populer. Ilmu pengetahuan bisa memberikan info, FT bisa menuntun kita. Pakai akal sehat, lakukan penelitian terlepas dari apa yang budaya populer lakukan. 

Faktor lain yg memberi kontribusi kepada pergumulan kita adalah hormon. Hormon seksual meningkat 6x ketika umur 12. Hormon tidak bekerja rata dalam setiap hari. Ada hari hari dimana rendah, dua minggu kemudian gelombang datang. Kita bisa tengking semua setan yang ada, tapi kita ga bisa tengking hormon yang ada. Banyak teenager yang idealistik, berpikir bahwa pergumulan mereka ttg nafsu seksual itu mendukakan Tuhan. Itu pengajaran rohani yang diajarkan belakangan ini. Tuhan akan mengambil alih kesalahan kita tapi bukan perasaan kita. Karena rancangan Tuhan kita akan mengalami ombak dari hormon, ada mengalami ketegangan seksual. Tuhan akan memberikan anugerah dan aturan sehingga kita bertanggung jawab apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Penting untuk kasitau orang yg bergumul dengan pergolakan hormon ini bahwa itu normal dan Tuhan tidak marah. 

Kenapa kita terus kembali ke hal yang sama? Udah sempet konseling dll? 2 minggu kemudian kita balik melakukan hal yang sama. Apa salahnya sama saya? Yang salah adalah ekspektasi kita, bahwa kita ga pernah kembali ke titik yang sama setelah konseling. Pada saat kita bertumbuh, kita mulai merasa kelegaan tertentu, dimana kita bertumbuh maju. Kemudian tombol itu triggered lagi tapi sekarang kita datang dengan Tuhan. Pertolongan lanjutan. Maju lagi. Kemudian kita menghadapi itu lagi, kita mulai bisa mengatasi hal itu ketimbang hal itu menguasai kita. 

Kemantangan otak seorang wanita terjadi di usia 26-28 tahun, laki laki matangnya 28-32. Waktu usia 17 tahun di youth group, dan berteriak kepada Tuhan "tolong saya Tuhan" Dia akan menolong kita. Tapi kalau kita kembali lagi di issue yang sama di usia 28, siapa yang akan mengatakan ada sesuatu yang salah disitu? Seringkali dalam budaya karismatik kita berpikir sekali didoain semua selesai. Otak kita umur 17 tahun panggangannya belum matang. Seberapapun kita tumbuh, belum ada neuron yang tersambung disitu utk menyambung pengalaman yang kita alami sebagai manusia. Kalau kita kembali melakukan kesalahan yg sama, bukan berarti gagal, tapi kita bisa menghadapinya lebih tuntas, lebih tanggung jawab, lebih dekat dengan Tuhan melalui proses. Ini penting untuk orang yg pernah menghadapi rasa takut, rasa percaya, dan pernah jadi korban. 

Kita seringkali liat orang mengalami breakthrough di usia 30an. Bukan berarti kita mengabaikan pelayanan di usia 15-17 tahun, Tuhan tetap akan datang muncul memberkati mereka disitu. Tapi kalau di usia lebih tua melayani kembali, itu bukan berarti gagal, ini saatnya justru penanganan di level berikutnya. Banyak orang menafsirkan tantangan itu sebagai sesuatu yang negatif. Kalau tantangan itu datang lagi kita merasa gagal, tapi kalau punya perspektif yang berbeda itu bisa mengubah segala sesuatu.

Roma 12 kita ditransformasi melalui pembaharuan pola dalam otak kita. Bagaimana cara menyingkirkan yang lama dan mengenakan yang baru? Kalau mau melayani orang yg bergumul secara seksual terutama yang pernah mengalami abuse secara seksual, pornografi. Darah Yesus menghapus dosa, tapi tidak menghapus kimiawi otak (pattern). Salah satu cara menghapusnya adalah dengan membangun pola baru yang lebih kuat. Banyak orang malas, maunya Tuhan yang menghapus semua. Banyak orang ga ngerti, bagiamana mengendalikan otak mereka ke tujuan yang baru. Walaupun mereka ingin maju, ada kehampaan pengertian disini. Itu sebabnya banyak orang yg frustasi.

Saat otak mencicipi kenikmatan seksual, saat mengalami orgasme, ga peduli caranya benar atau salah, otak kita akan merekam itu. Otak ga akan merekam itu secara moral. Kalau kita merekam pornografi dan masturbasi, kita sedang merekam pola kimiawi tertentu. Pertama kali menonton pornografi, otak kita akan berkata WOW i want more! Kemudian akan mencetak cetakan ke dalam otak depan kita, kemudian akan memaksa kita utk ketagihan lagi. Akibatnya, kita akan mengulangi pola itu dan secara kimiawi akan menggali utk dosis yang lebih tinggi lagi. Akhirnya kita bertobat, hati kita tulus tapi otak kita sudah terkondisikan. Jadi, kita menjadi korban dari akibat yang sudah terjadi. Perlu waktu utk bisa menaklukan pola itu 2-5 tahun. Bukan utk demi dikasihi Tuhan, bukan utk keselamatan, Yesus sudah memberikan itu. Tapi kita perlu belajar utk menjadi pengelola yang baik atas apa yang kita kerjakan.

Ini cara yang baik utk mengubah pola itu. Tolong bantu aku memilih Engkau, Tuhan! Saya kesepian tapi ingin lihat pornografi dan masturbasi. Mengakui apa perasaan kita kemudian kita mengalihkan kepada kebenaran yang lebih penting. Saya kesepian, tetapi (however) saya bisa mencari teman. Saya bisa cari FT dan mengerti bahwa Tuhan menyertai dan tidak mengijinkan pola ini mengendalikan. Bisa di timpa dengan pola baru, tapi perlu waktu. 

Ilmu pengetahuan yang mempelajari ttg ketertarikan, kenapa kita tertarik dengan orang tertentu. Kadang ketertarikan itu sesuatu yang kita sadari, mis kita suka penampilan, kita suka kepribadian orang, kita punya persamaan, kita punya perbedaan yang saling melengkapi. Itu bisa saja persahabatan atau romantis. Tapi ada juga ketertarikan yg sifatnya bawah sadar. Sebenarnya ada rumus math tertentu yang menggambarkan wajah seseorang, otak kita secara tidak sadar akan mencari pola tertentu yang otak kita senangi. Hormon, pheromones itu ada dalam diri kita terselubung tapi itu yang memicu ketertarikan. Karena ada pola biokimiawi yang membuat kita secara tidak sadar ada di ambang batas mana yang pantas mana yang tidak. Karena orang kristen seringkali merasa malu kalau mereka secara tidak sadar tertarik melampaui batas yang lumrah. Kita harus mengerti, utk kita bisa tertarik bukan karena tidak adanya integritas. Integritas justru ditentukan bagaimana sikap kita menyikapi ketertarikan yang muncul. Banyak orang kristen pikir, kalau kita kudus kita tidak seharusnya tertarik pada hal hal yang tidak sepantasnya. Biologis kita memberitahukan pada titik tertentu kita akan bisa tertarik melampaui batas kepantasan. Itu sebabnya science bilang ketertarikan itu sifatnya sementara. Makanya kita menikah, kita ucapkan sumpah di hadapan Tuhan dan jemaat, pergi ke pesta pernikahan. 10 menit kemudian pesta ini penuh orang ganteng dan menarik. Integritas bukan menyadari bahwa tidak ada yang lebih menarik, tapi bagaimana menyikapinya. Banyak orang berpikir kalau kita tertarik berarti kita perlu menindaklanjutinya. Kalau tertarik harus membiarkan itu juga salah satu permasalahan. Cara terbaik utk mengelolanya adalah tertarik kepada Tuhan lebih dari segala-galanya. 

Ada sebuah penelitian, bbrp wanita baca paragraf. Kemudian sekelompok pria yang ga pernah tau apa2 ttg wanita itu mendengarkan wanita berbeda membaca paragraf yang sama. Mereka harus memilih suara yang menurut mereka sexy. Dua jenis wanita berbeda yang membaca paragraf yg sama, yg satu lagi masa subur yang lain gak subur. Setiap kali pria menemukan suara wanita sexy, ternyata wanita itu sedang masa subur. Kalau wanita sedang masa subur, hormon secara diam diam mempengaruhi suara wanita. Sementara laki laki tidak secara sadar mengerti alasannya, secara bawah sadar otaknya menyadari perubahan suara tersebut. Itu sebabnya Tuhan berikan hormon itu kepada para wanita, utk memastikan hubungan reproduksi pada saat yang plg tepat. Pada saat manusia bergumul dengan ketertarikan, mereka mendapat empowerment, bisa membuat keputusan yang benar dan lebih baik sehingga rasa malu dan tuduhan kuasanya dipatahkan. 

Dulunya sy rogers pernah tertarik kepada pria, ada dua alasan besar. Yg pertama figur ayah yang hilang, yg kedua secara seksual dilecehkan orang dewasa. Dan ini terjadi dalam waktu yg singkat. Kebutuhan bukan untuk berhubungan seksual dengan pria. Keterikatan nya adalah peneguhan dari seseorang laki laki. Sebelum seorang anak laki kecil bertumbuh menjadi dewasa tertarik kepada wanita, mereka perlu kesamaan bonding dan ikatan sesama jenis selama 10 tahun. Meskipun tubuh tumbuh dewasa, keahlian orang dewasa, tapi secara emosional sy rogers masih terjebak di 6 tahun (Karena hilangnya figur ayah). Masih belum tertarik wanita. Masih sangat tertarik utk berhubungan sesama jenis, walaupun secara pelecahan, asosiasi yg salah, kemudian di cap dan disalahgunakan lebih jauh lagi. Sebagai orang dewasa, masih kadang tertarik sama pria, tadinya dipikir setiap ketertarikan itu homosexual. Harus belajar ulang, bahwa laki laki bisa mengagumi laki laki yang lain bukan berarti seksual, bukan berarti romantis, bisa saja emosional. 

Tuhan tidak menyingkirkan nafsu kita, tapi akan memuaskan dahaga dengan cara yang benar. Aku akan menempatkan mereka yang haus dan dahaga ke dalam sebuah keluarga. Tuhan tidak membuat sy rogers jadi heterosexual, membuat dia belajar, Dia tidak mengambil nafsu yang lama tapi memuaskan dahaga melalui hubungan yang sehat dengan pria di gereja. Tidak perlu berurusan seksual supaya bisa disukai atau disayangi oleh pria lain. Ketertarikan sesama jenis tidak selau ujung ujungnya seksual. Healthy sex hanya akan terjadi kalau kebutuhan yg terdalam sudah terpenuhi. 

Kita punya cara jenis kerja otak yang berbeda beda. Ada yang pernah membuat generalisasi yang tidak fair. Orang gay sebenarnya creative banget. Selama ini banyak orang berpikir, 10% populasi orang itu homosexual. Itu dilakukan penelitian pada tahun 50-an. Kemudian dipakai aktivis gay utk kuasa. Kemudian penelitian lebih lanjut, angka itu kemudian diterjemahkan lebih akurat jadi 4%. Tahun lalu di pusat penelitian pengendalian kesehatan 3% populasi yang ada. 

Jakarta adalah kota dunia, itu sebabnya kita semua punya jenis manusia yang tinggal disini. Persentase yang tidak seimbang yg ditampilkan oleh dunia, banyak orang berasumsi populasi gay itu 20% dan itu bagian yang dianggap normal. Kita perlu sadar apa yang science katakan dan apa yang budaya populer katakan. Bisa jadi angka 3% itu lebih tinggi karena tidak tersebar secara merata ke seluruh kota atau bangsa. Stereotype itu kadang benar. Ada pola tertentu yang kadang bisa dikenali. 

Kita mengidentifikasi mana kekuatan dan kelemahan, overall kita tau bahwa pria dan wanita dibagi dalam 3 pengelompokkan cara kerja otak: 
  1. WARRIOR (atlet) pria atau wanita yang secara jasmani sangat bertalenta dan bisa pakai jasmani sebagai bagian dari karir, misalnya polisi, atlit profesional, tentara. Kelompok ini melindungi
  2. ACADEMIC. Ini adalah yang menyelsaikan masalah, kekuatan mereka ada di otak. Scientist! Engineer. Politisi. Pengacara. Mereka lah yang membangun lapisan masyarakat. Kelompok ini mengembangkan
  3. ARTIST. Kelompok ini bersinar terang di puncak kehidupan masyarakat. Fakta kalau channel TV ttg masak ada begitu banyak. Bagaimana merawat diri merawat rumah. Skrg kita ada di puncak kehidupan masyarakat, itu sebabnya pola pikir spt artis yang mendapat tempat begitu istimewa. 
ada 3 cara kerja otak ARTIST: 
a. Poet / Pujangga, memakai nada, irama, perkataan untuk menyentuh jiwa. 
Mereka tidak hanya memberikan data, pengetahuan. 
b. Aesthetic, mereka mengambil hal natural kemudian dibuat indah. 
Mengembangkan industri multi milyaran dolar spt fashion. Secara visual 
dasyat dan intuitif. 
c. Empathetic, yang kerjanya pakai perasaan, konselor, pastor, therapist, 
coaches. mereka sangat intuitif dan menyebabkan dunia dalam kita sehat. 

Seringkali di gereja kita hanya mengulangi menjadi gema thdp suara yang datang dari dunia. Bukannya dewasa muda yang kita teguhkan dari karunia / talenta mereka, mereka seringkali gagal kita kembangkan. Keberadaan mereka utk kita teguhkan seringkali lepas. Gay men bukan berarti lebih kreatif, Tuhan memberikan pola cara kerja otak tertentu yang menyebabkan budaya menolak keberadaan mereka. Itu sebabnya kita punya tanggung jawab menentang budaya itu bahkan lintas generasi. Ada wanita yang cukup feminine, ada wanita yang akademis, karena ada semua jenis yg berbeda beda. Semua harus diterima apa adanya. Sebagai gereja kita harus lebih mengerti. 

Kalau seorang anak muda laki laki dilecehkan di sekolahnya, kita mungkin ga bisa mengubahnya, tapi kita bisa menolong dia utk memahami apa yang membuat dia jadi objek pelecehan mungkin bisa jadi kekuatan dia suatu hari. Betapa menakjubkan kalau pergumulan yang kita temui jadi normal kalau kita memahami masalah itu. 

Q&A
1.
Gereja harus dengan sengaja menyelsaikan masalah. Keberadaan kita dan seminar ini adalah kesengajaan yang mau kita bangun. Ini adalah wujud kepemipinan yang mengerti. Kita akan kaget kalau banyak gereja yang gamau bahas hal ini. Harus jadi relevan dan berpengaruh, harus dididik dan diberi pengatahuan dan naik. Semua petani tau, tidak bisa memperlakukan musim dingin spt musim semi. Harus mengerti di musim apa kita berada dan menjawab kebutuhan. 

Dalam kolom psychology, ada kolom BUDAYA yang terdiri atas KELUARGA dimana kita mengenal budaya pertama kali. Membangun atau tidak. Apa yang keluarga ajarkan ttg sex. Apakah mereka mempersiapkan utk kita bisa mengendalikannya. Rasa malu utk ngomongin ttg sex di keluarga. Kita harus lebih jelas dan langsung dan dengan sengaja kalau enggak generasi berikut akan semakin mengalami kehancuran, semakin lemah. Budaya sudah menyudutkan kita, kalau kita tidak mengambil keputusan utk bertgg jawab dan membekali diri dengan pengetahuan maka kita gagal membangun generasi berikutnya. 

Yang kedua, FRIENDS (peer group). Penelitian menunjukkan kalau ada hubungan dekat dengan ayah dan ibu, maka itu akan jadi lebih dari kekuatan pertemanan. Remaja sebenarnya ingin tau pendapat papa mama ttg hal ini. Saat kita menawarkan tuntunan, pengertian, dan belas kasihan itu akan punya kekuatan lebih daripada PEER GROUP. Membangun jembatan kepada anak, boleh tanya apa aja. Jangan berasumsi apapun yang dia sudah tau. Dia sudah dengar dari pelajaran kurikulum, teman, media, tapi dia pengen denger pendapat orang tua. 
Pertemanan memberikan tekanan untuk kita bisa menyesuaikan diri menjadi sama. Alasan kenapa tidak berzinah bukan karena tidak ada kesempatan, otak memberi kesempatan utk tertarik, tapi kuasa dari hubungan yang membuat kita bisa terjaga (hubungan dengan Tuhan). Itu juga sama yg tjd hubungan dengan teman, kalau hubungan dengna orang tua lebih kuat. Anak anak akan lebih dengerin orang tua. Banyak orang tua merasa anak anak gamau dengerin orang tua, padahal dengan diam saja itu sudah salah. Anak anak harus dikasitau, kalau dia buat salah kita tetap akan tolong dia. Yg ketiga adalah MEDIA. 

Seringkali gereja tidak biacara soal seks, majalah Christianity today rata2 kesempatan gereja membahas sex adalah sekali setahun itupun hanya 20 menit. Dunia membicarakan sex setiap hari. Rata2 anak usia remaja sudah menonton 11.000 jam televisi. 4 jam per hari. Mulai usia 4. Dampak media thdp otak kita adalah seperti minum setengah gelas wine. Menyebabkan otak mengeluarkan kimiawi kenikmatan. Kalau perlakukan tv seperti drug, kita mungkin mengalami keterbatasan utk menikmati jumlah yang bisa kita nikmati. Kita akan menonton lebih lama lagi, layer upon layer, message upon message, visual maupun suara kemudian gembala dari budaya populer menuntun kita kepada apa yang lagi trend. Bandingkan dengan anak dikirim ke gereja cuman sekali seminggu, ibarat melempar kerikil kecil ke tsunami. 

Bukan berarti kita harus meninggalkan budaya media, kita harus mengerti bahwa kita hidup di budaya media. Apa yang kita kerjakan harus lebih intentional, pola pikir kritis. Kalau tidak semua yang datang akan diserap tanpa disaring sama sekali. 

Pay attention kepada media yang harus bisa kita pisahkan dalam kehidupan. Di dalam dunia media mengajarkan orang mana kebenaran mana kebohongan, sehat dan tidak sehat. Itu sangat penting. 

Orientasi (sexual) tidak menjadi baku kalau mencapai belum berusia 20. kalau belum berusia segitu udah menentukan gay atau enggak, jadinya terlalu dini. Perlu untuk kita peka dan memperhatikan, tapi jangan salah kaprah melabel anak anak remaja terlalu cepat. Kalau anak remaja bilang dia gay, siapa yang dia dengarkan? Apa yang science katakan? Apa yang bapamu di surga katakan? 

  1. Kalau ada pasangan gay yang datang ke DATE, tapi di saat bersamaan ada anak anak juga yang ikut datang ke DATE?
Bukan menolak mereka. Tapi ada banyak pasangan orang tua yang blm ngomongin soal seks ke anak anak mereka. Keluarga ini perlu dilindungi supaya anak anak ini ga kebingungan, terutama pasangan ini berperilaku melampaui batas kewajaran. Kalau diterima, harus mengerti dan berperilaku wajar memberi ruang kepada orang tua lain. Tidak memberi kebingungan yang tidak perlu. Ini menyangkut erat ttg kedewasaan. Orang dewasa akan mengerti, kalau kekanak kanakan akan memaksakan keinginan.

  1. Usia berapa kasitau anak anak dan sebatas apa kasitau mereka ttg sex education?
Pendidikan sex itu rangkaian pembicaraan yg terus menerus dan bukan berhenti di satu tempat. Kalau bicara ke anak umur 5 beda ke umur 7 dan beda juga ke umur 12. Mulai dari basic teology Tuhan mendesain kita, fungsi fungsi tubuh kita. Tante perutnya besar, koq bisa ada bayi di dalam sana? Ambil setiap kesempatan, kalau tidak dunia yang ambil kesempatan. We must be one step ahead. Kalau dunia menaruh sesuatu, kita udah kasitau duluan. Perlu dimulai sedini mungkin, tapi disesuaikan dengan kewajaran usia.

No comments:

Post a Comment