Friday, November 25, 2016

Kotbah 8 mei 2016 Ps. Jeffrey rachmat Pelayan dan hamba part 02 - strength is for service

Kotbah 8 mei 2016
1st service
Ps. Jeffrey rachmat
Kota kasablanka

Pelayan dan hamba part 02 - strength is for service

Karena dunia ini mendefinisikan kebesaran dengan kekuasan, harta, jabatan, dan status. Kita dikenal hebat kalau dilayani banyak orang. Status adalah segala galanya, dipandang sangat penting. Kadang dalam pelayanan orang lebih mementingkan statusnya. Orang lebih memikirkan jabatannya drpd melayani tanpa pamrih

Markus 10:43-45
 (43) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,(44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (45) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Tuhan tidak melarang kita utk menjadi besar, tapi Dia kasitau bagaimana caranya supaya jadi besar. Semua perusahaan, institusi, pelayanan tidak lgsg jadi besar. Kalau mereka jadi besar karena mereka tau melayani client dengan baik. Great customer service. Itu hal yang harus kita pelajari, bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan kita.

Kalau kita memberikan pelayanan terbaik maka kita memposisikan diri sendiri menjadi besar. Yesus memposisikan kepemimpinan bukan dari status tapi dari pelayanan. Banyak buku ttg kepemimpinan, tapi pernah liat buku ttg pelayanan atau how to serve atau how to minister? Itu sebabnya di JPCC, kita mengadakan relevant leadership. Sudah lebih dari 1100 yang mendaftar untuk memperkenalkan leadership is actually about servant hood. Kepemimpinan adalah ttg pelayanan. Menjadi boss atau bossy itu gampang banget, menjadi leader itu susah.

Yohanes 13:3-7
(3) Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 

Punya lensa atau identitas yang benar ttg diri anda. Ini akan menentukan harga diri atau otoritas, dan menentukan apa yang akan kita buat.

Side note ayat 7) banyak orang tidak mengerti apa yang Yesus sedang lakukan dalam kehidupan kita, kita baru akan mengerti kelak. Kapan kelak? Hanya Tuhan yang tahu. Tapi skrg kita ga tau apa yang Tuhan mau. Kayaknya ga masuk akal, ga bisa ngerti apa yang Tuhan mau, tapi ini kejadian tidak akan berlangsung selamanya, kita akan mengerti dan mengucap sykur kepada Tuhan atas apa yang Dia perbuat.

Ayat3) NIV
Jesus knew that the Father had put all things under his power, and that he had come from God and was returning to God

Kalau segala sesuatu ada di tangan kita, the most powerful superheroes, apa yang akan kita lakukan? Datang ke orang yg paling nyebelin dalam hidup kita lalu toyor dia? Lihat kembali ayat 3, semua kuasa diberikan kepada Yesus, Dia malah mengambil kain, melepaskan jubah lalu mengambil handuk dan membasuh kaki murid murid. 

Dia memberikan teladan kepada kita supaya kita mempunyai lifestyle melayani. Tidak hanya pada satu sesi doang, tapi mendarah daging. Kita diminta utk mempunyai hati yang bisa melayani satu sama lain. Jangan sampai kita dapatkan gambarannya tapi kehilangan artinya. Apalagi kalau kita punya power di tangan kita, serving with high capacity and power will produce more impact. Orang yang punya power kalau dia memutuskan untuk melayani dengan power yang dia punya maka impactnya akan jadi lebih besar.

Saat Yesus membasuh kaki murid muridnya, dia tidak kehilangan statusnya sebagai seorang pemimpin, leader, guru. Murid murid tetap tau siapa yang membasuh kaki murid muridnya. Kita tidak kehilangan status kita waktu kita melayani.

Dulu waktu kerja di bank, bank tsb beli program customer service excellence dari sebuah airlines, lalu disuru masuk ke bootcamp di suatu tempat di sebuah daerah utk saling melayani. Semua dari presdir sampe ke bawah cuman disuru nginap utk saling melayani. Pegawai menengah yang duduk, yang direktur melayani kita makan. Tapi mereka tdk kehilangan statusnya waktu melayani. Sebelum kita lulus dari bootcamp tersebut, didatangkan orang jompo utk bisa membuat orang itu happy. Dibagi team lalu dinilai bagaimana membuat orang tsb happy. Pokoknya buat sampe mereka happy.

Yesus mengajar kita for free, perusahaan harus bayar ratusan juta bahkan milyar. Hanya utk mengajarkan kita melayani orang lain, kenapa? Karena pelayanan itu ga natural dari kita. Yang natural itu apa? Dilayani. Perhatikan anak kecil, ga usah disuru jadi boss bisa sendiri! 

Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan orang lain lebih dahulu
Filipi 2:1-11 nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri spt Kristus
(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4)dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (5)Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Salah satu bentuk kedewasaan adalah kapan harus jaga image dan kapan gak harus jaga image. Disini kita lihat Yesus menganggap bahwa kesetaraan dengan Allah bukan sesuatu yang harus dipertahankan.  Itu sebabnya Allah mengangkat atau meninggikan Dia. The way up is down. 

Orang yg mempunyai sikap hati melayani lebih mementingkan kesatuan, satu hati sepikir karena memang tujuannya bukan utk mencari kepentingan diri sendiri. Melayani bukan utk cari popularitas, tapi tmpt utk memberi, apalagi tempat utk menuntut. 

Dalam pernikahan juga demikian, seringkali suami pakai kartu truff istri harus tunduk kepada suami. Kalau kita mengerti kepala itu pemimpin, maka pemimpin harus melayani. Kalau kita tidak melakukan tugas sebagai pemimpin, maka kita tidak boleh menuntut. Istri akan tunduk dengan sendirinya kalau suami melakukan tugasnya dengan baik. 

Hubungan dengan anak anak juga demikian, kalau kita mau menuntut anak anak supaya hormat sama kita, kita juga harus mendengarkan anak anak. Bukan kah itu pelayan? Tugasnya mendengarkan. Melayani adalah tempat utk melepaskan sesuatu. Yaitu hak pribadi. Utk menjadi pelayan kita harus melepaskan hak pribadi kita. 

Yesus katakan bukan kehendakKu yang jadi tapi kehendakMu yang jadi. Melayani adalah tempat untuk mendahulukan orang lain. Kita tidak akan bertahan lama dalam melayani kalau fokus nya adalah diri sendiri. Sibuk dan kecewa mulai membandingkan dengan tindakan balasan yang mereka lakukan, lalu sakit hati. Melayani bukan tempat utk jadi artis atau selebriti, bukan tempat utk jadi terkenal.

Bagaimana cara seorang pelayan bersikap merupakan cerminan dari kultur yang berkembang dari tempat tersebut dia melayani. Dimanapun kita pergi, restoran, kantor cara mereka melayani menentukan nilai yg dipegang oleh restoran, kantor tersebut yang mereka pegang. Itu sebabnya penting kalau mau melayani di JPCC harus ikut kelas lagi, karena sikap hati keliru / attitude keliru. If your attitude is wrong, kita tidak bisa melayani dengan efektif. Kalau cara pandangmu keliru tidak akan bisa melayani dengan baik.

Yohanes 13:13-17
Yesus tidak kehilangan status waktu membasuh kaki murid murid. Yesus sedang memberikan secret bagaimana caranya supaya berbahagia, bukan cara cuci kakinya. Tapi disuru hidup melayani, tidak mementingkan diri sendiri, jadi leader yang baik. 

Amsal 11:25
(25) Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Dia yg menyegarkan orang lain, dia sendiri kemudian akan disegarkan. Kalau mau menerima belajarlah untuk memberi. Semua orang bisa melayani, tidak diperlukan IQ yang tinggi utk melayani. Tidak perlu jadi genius untuk bisa membahagiakan orang lain. 

Proverbs 11:25 NIV
A generous person will prosper, whoever refreshes others will be refreshed.

Lukas 16:12
(12) Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? 

Ga perlu iq tinggi utk memberikan tempat duduk kepada orang lain yang lebih membutuhkan, hanya butuh karakter yang baik. Tidak perlu iq tinggi utk bs memaafkan orang lain. Pada saat kita memaafkan kita membebaskan diri kita sendiri. Ga perlu jadi genius, tapi perlu karakter yg dewasa spt Kristus.

No comments:

Post a Comment