Kotbah 7 feb 2016
1st service
Ps. Jeffrey rachmat
Membangun kehidupan
Kita pernah / masih bergumul mengenai identitas diri kita. Untuk membangun kehidupan yang bermakna kita perlu mengenal identitas diri kita dulu.
Identitas diri - lensa yang kita pakai utk melihat diri kita sendiri
Cara kita melihat diri kita sendiri. Gambar diri dalam pikiran.
Pada saat melihat diri sendiri dalam cermin, melihat orang berhasil atau gagal? Melihatnya sebagai banyak orang yg suka sama kita atau banyak yang suka sama kita?
Amsal 23:7a
(7) Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia
Bisa kah kita melihat orang yg berhasil dalam diri kita sendiri? Kalau bilang gw sih emang gw dari dulunya udah begini. Sama aja dengan bilang jangan berharap banyak sama saya. Dari identitas diri ini kemudian kita dapatkan self esteem. Nilai yang diletakkan atas diri sendiri menyebabkan bagaimana orang menilai kita. Penting utk kita bergerak berdasarkan nilai.
Waktu mau coba jaket di dept store, kemudian jaket tsb di rantai. Pasti kita harus minta ijin dulu karena barang tersebut mahal harganya. Waktu kita terima dengan tangan kita, kita memperlakukannya dengan sangat hati hati karena barang tersebut mahal harganya. Kalau rusak atau lecet, kita harus bayar atau beli.
Jangan marah kalau orang memperlakukan kita sembarangan, mungkin karena nilai yg kita taruh pada diri kita sendiri terlalu rendah karena cara pandang thdp diri sendiri rendah / keliru. Kalau cara pandangnya benar, mungkin orang harus pamit sama orang tua nya dulu sebelum pegang. Kalau tidak memperlakukan secara baik, maka engkau bukan orang yg tepat untuk membeli.
Kalau ga punya hrg diri yg sehat, maka kita akan kesulitan mengenali arti kehidupan. Arti pernikahan. Apa itu tujuan hidup. Apa itu panggilan. Dsb.
Pada saat bersamaan kita juga ga boleh memandang diri kita terlalu tinggi, sehingga terkesan sombong dan bilang sama orang "emang lo gatau siapa gw?" banyak orang yg melakukan pencitraan. Padahal kita ga sehebat apa yg digambarkan. Ga usah terlalu pusing dengan apa kata orang, karena bukan mereka yang menciptakan kita. Yesus saja, banyak orang keliru utk tau siapa Dia.
Banyak orang mengidentifikasi kita melalui pekerjaan atau apa yang kita lakukan. Seolah olah saat kehilangan pekerjaan, kita kehilangan jati diri kita. Identitas kita harus didapatkan dari Tuhan karena Dia lah yg menciptakan kita. Yang dicipta tidak bisa membantah apa yang dikatakan penciptaNya. Misalnya apple bilang ini ipad, maka ipad tidak bisa bantah bahwa saya bukan ipad.
Banyak orang hebat dalam alkitab, bergumul ttg jati diri mereka dan Tuhan harus berurusan dengan gambar diri mereka dulu sebelum mereka bisa melakukan rencana Tuhan.
1) Musa Keluaran 3
(7) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. (8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. (9) Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. (10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (11) Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
Langsung ciut waktu dibilang akan menghadap firaun dan membawa keluar orang mesir.
(10) Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (11) Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? (12) Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."
Cara Musa memandang diri sendiri menghalangi Tuhan utk melakukan rencanaNya atas bangsa israel. Padahal Tuhan sendiri yg mengatur jalan hidup musa.
Percuma mau menaruh rencana Tuhan kalau kita belum mengubah cara kita berpikir. Identitas diri yang salah bisa menghalangi utk mendapat janji2 Tuhan.
Bilangan 13:32-33
(32) Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. (33) Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."
Mereka yang melihat diri sebagai belalang, ga bisa masuk ke tanah perjanjian dan ga bisa menerima janji Tuhan. Raksasa adalah sesuatu yg besar, yg mengintimidasi kita. Jaman skrg mungkin kalau Tuhan kasih mimpi, kasih rumah yang besar, kasih bisnis yang besar. Terus kita bilang siapa kita? Bagaimana bayarnya? Langsug kita ciut
Kejadian ini tidak terjadi pada adam dan hawa. Padahal tugas yg diterima adam dan hawa lebih besar. Adam dan hawa ga merasa kecil, karena belum terkontaminasi dengan dosa. Tapi musa dan para pengintai terkontaminasi dengan dosa, sehingga cara berpikir dan cara pandangnya keliru.
Kalau mau berhadapan dengan raksasa, harus berpikir dan bertindak sebagai raksasa. Kalau mau jadi orang berhasil juga harus berpikir dan bertindak sebagai orang berhasil.
Bilangan 14:6-8
(6) Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, (7) dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. (8) Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Your authority is connected to your identity. Kalau ga punya identitas diri benar, kita ga akan berani tanya utk hal hal yg kita sebutkan tadi.
Hakim hakim 6:11-16
(11) Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. (12) Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." (13)Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." (14) Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" (15) Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." (16) Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis."
Ini orang lagi sembunyi, tapi langsung disamperin oleh malaikat Tuhan dengan menyebutkan identitas yang Tuhan mau.
Pengalaman hidup yang kurang baik membentuk identitas dirinya.
Cara pandang yg keliru membuat dia keliru ttg identitas diri (dia kira Tuhan yg membawa dia ke orang midian, padahal Tuhan mau membebaskan)
Cara pandang gideon dipengaruhi apa yg dia miliki
Kita sering mengandalkan apa yang ada pada kita. Kalau kita ga punya banyak kita berpikir kita ga bisa lakukan apa apa. Kita sebagai anak Tuhan mampu melakukan apa saja untuk kemuliaan namaNya. Rencana Tuhan selalu besar. Tuhan tau persis siapa kita, apa yang diletakkan dalam diri kita.
Tuhan selalu memakai bahasa iman, kalau pengen melakuakan rencana besar harus menggunakan iman. Tuhan mengunjungi gideon di tempat persembunyiannya. Tuhan akan temui kita di titik dimana kita berada dan akan berurusan dengan kita menyesuaikan lensa dan cara pandang kita sehingga sama dengan cara pandang Tuhan.
Your true identity will only come from your father in heaven.
Mazmur 139:13-16
(13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku.
(14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kaubuat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
(15) Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,
ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi,
dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
(16) mata-Mu melihat selagi aku bakal anak,
dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis
hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Aku memuji Engkau karena aku sangat luar biasa!
Itu sebabnya kita perlu membangun identitas diri yang sehat. Kehidupan di sekitar kita, kita temukan seringkali orang mengecilkan kita. Orang menjuluki kita dengan hal yang ga benar, dan kemudian itu jadi identitas kita.
Kata kata dipakai utk menciptakan sesuatu, harus hati hati dengan kata kata kita. Hati hati dengan bahasa yang kita alamatkan untuk anak anak kita. Hati hati dengan pengalaman yang kita punya dan kegagalan ataupun keberhasilan yg kita punya, jangan sampai kemudian itu membentuk identitas yang keliru di hadapan Tuhan.
Dalam membangun identitas diri harus percaya apa kata FT ttg kita. Kalau ga pernah baca FT, sulit utk mengetahui apa kata Tuhan ttg kita. Dan sulit utk mengubah cara berpikir kita. Kamu itu unik, ga ada duanya, bahkan Tuhan menebus engkau dengan mengutus Yesus.
JR "Saya melihat kaca kalau melihat persoalan sambil berkata you can do it, God is with you. Tidak ada mustahil bagi orang percaya. " kaca jadi barang yg plg sering kita lihat saat sedang cemas dan khawatir. It's all about faith.
No comments:
Post a Comment