RL 12 mei 2016
Ps jeffrey rachmat
Michael wanandi CEO combiphar
General session 02
Michael wanandi presdir combiphar pas 2011, berhasil membawa dari perusahaan tradisional ke perusahaan terkemuka di indonesia. Vice chairman gold gym dan pharmindo lestari.
Perubahan apa yang ingin dicapai?
Diminta ambil alih kepemimpinan combiphar pas 2011, ada 3 tantangan, yaitu total revenue mengalami stagnancy, tidak memiliki solid strategy, bpjs. Tantangan terbesar di strategi. Isu yang dibicarakan adalah obat harganya mahal. Ybs bingung Kenapa diributin harga obat mahal? Kalau sakit ringan ada obat yang bs dibeli di apotek yang murah.
Jangan ributin harga obat mahal, tapi hidup sehat dong. Membantu program pemerintah utk hidup sehat, championing healthy tomorrow. Healthier generation for indonesia. Obat yang tadinya curative jadi preventif.
Tadinya mengeluarkan obat generik, kemudian mau jadi obat yang affordable dan credible. Target spesifik ke lifestyle disease ke arah middle class. Memakai woman sebagai influencer, karena ibu ibu punya peran penting dalam kesehatan.
Combiphar di masa lalu kurang pede menjelaskan produknya bagus, hanya terkenal di kalangan farmasi. Banyak produk multinasional yang diproduksi di tempat combiphar. Produk di mata konsumen atau pasien tidak terlihat bagus.
Kemudian mau buat equity on the brand, way to communicate brand itu penting. Dulu dikenal obh combi. Corporate branding utk membuat konsumen percaya produk combiphar itu bagus dan terpercaya, jadi kalau keluarin produk baru orang lgsg tau combiphar kualitasnya bagus.
Sebagai leader harus punya kemampuan utk melihat ke depan (memprediksi) dan jadi problem solver. Kalau uda kejadian itu harganya lebih mahal, curative lebih mahal daripada preventif. Contoh : pernikahan, perceraian. Lebih mudah dan murah ikut seminar dan ikut marriage getaway daripada perceraian.
Kalau kita mengerti masalah, maka sebenarnya kita punya 50% solusinya. Understanding the problem is half of the solution.
Identitas diri menentukan segala sesuatu tindakan kita di marketplace. Membangun kepercayaan diri sedemikian rupa, mengkomunikasikan brand dengan baik. Gereja jual brand keselamatan, kasih karunia. Cuman branding nya belum bagus, kita harus belajar mengkomunikasikan dengan lebih bagus.
Saat mengkomunikasikan strategi baru butuh orang yg tepat. Kalau bergantung pada team lama pasti jalannya lebih lama. Banyak variasi background pekerjaan. Banyak ego, kultur yang berbeda. Perlu diciptakan harmonisasi kultur yang berbeda. Mereka punya emosi, ego yang kuat karena masih muda. Menanamkan nilai nilai yang dipelajari di jpcc. Supaya ke depan bisa memiliki nilai yang sama.
Berani memasukin elemen yang baru utk melakukan perubahan. Kalau hanya mendengarkan apa yang mau kita dengarkan maka kita ga pernah berubah. Harus mau dengarkan sesuatu yg baru supaya perubahan terjadi. Mencoba melatih dan memasukkan nilai baru ke dalam marketplace. Membawa orang yg lebih muda sehingga orang tersebut bisa berkreasi.
Siapa yang mengelilingi kita menentukan suasana dimana kita berada, bawa elemen lain supaya perubahan bisa terjadi.
Bagaimana meresponi penolakan yang terjadi?
Embrace atau involve people utk direction menjadi consumer health care ini adalah alasan yang tepat. Jadi fokus kepada satu strategi satu utama. Translate stategi itu kemudian di communicate ke semua organisasi. Convincing the internal stake holder, roadshow ke cabang, daerah utk komunikasikan ke cabang. Through actions and understanding kemudian itu jadi key factor. Overtime kemudian dilihat itu adalah journey yang tepat.
Karyawan baru ga boleh merokok karena kerja di industri kesehatan. Convince the old people to change their lifestyle (tentu ga bisa dipecatin). Karyawan pabrik kemudian datang inisiatif utk tidak merokok di area pabrik. Gantinya dibangun fasilitas olahraga, sebagai trade off not smoking in the premises.
Saat meeting juga ga disediakan gorengan, tapi juice dan buah. Kemudian exposing ke family, friends and community.
Resistance pasti akan selalu ada. Ada people on the bench, ada people yang like to participate. Kemudian people yang on the bench diajak percaya, yang ga sejalan dengan pemikiran itu keluar. Itu hal yg wajar.
Dalam setiap perubahan pasti akan selalu ada penolakan. It has to start from yourself. Semua harus dimulai dari diri sendiri. Organisasi akan mudah berubah kalau pemimpinnya menginisiasi perubahan. You get what you focus on. Leading self merupakan kunci yang sngt luar biasa, kemudian menginspirasi yang lain. Tadi dibilang juga banyak yang resign dalam perjalanan komunikasi itu. There is no growth without change, there is no change without lost, there is no lost without pain. Pertumbuhan itu equal pain! Kemampuan kita utk menahan sakit menentukan kemampuan kita utk bertumbuh dalam organisasi.
Apa yg perlu dilakukan memenangkan kepercayaan dari orang yg dipimpin?
Yg bikin formal paling 10-20 orang. Kita butuh utk connect dengan employee. Dengarkan aspirasi dan concern mereka. Semua tulis nama (supaya ada accountability), dan tulis aspirasi. Ada banyak feedback, ada 1400 karyawan.
Kita jadi tau apa aja yang jadi aspirasi, ga perlu direkap. Banyak topik dibawa soal health dan benefits. 50% dari employee adalah woman. Harus buat employee engaged. Ada 2 issue, perempuan dianggap ikut suami (soal asuransi, health care, benefits), perempuan mau dianggap sebagai kepala keluarga. Gak semua suami itu kerja di perusahaan yg dpt fasilitas asuransi. Yang kedua, mereka complain asuransi soal lahiran. Ga dibayarin. Hrd tanya kenapa harus bayar, karena semua company tdk membayar. Dalam setahun ternyata cuman 30 orang yg lahiran. Generasi skrg juga ga banyak koq anak, paling cuman max 2. Address 30 orang yg lahiran dalam setahun, dari total 700 perempuan karyawan. When you touch the heart you win the person. Membangun jembatan pelan pelan supaya bisa connect.
Combi coffee break, undang 5-6 karyawan utk listen to them. Seberapa besar mereka engage. Dalam forum tsb mereka dibiarkan bicara. Check pulse, check engagement.
Membangun suasana penting karena suasana menentukan pertumbuhan. Jangan takut mendapat input dari orang lain. Kalau jadi pemimpin, tanya feedback! Feedback itu gratis. Kuping harus tebel, biarkan mereka bicara apa yang mereka mau.
Di sesuatu yg kita bisa kerjakan dalam pelayanan dan dalam bisnis perubahan bisa kita dapatkan dengan cepat, orang mau disuru apa aja pasti mereka mau melakukan apa aja buat kita.
Mengapa anda mau menerima tantangan utk memimpin perusahaan ini?
Mau keluar dari comfort zone, push to myself utk punya big faith take over combiphar. Give certain purpose for the company. Saat bergabung, 100% hati ditaruh utk mengembangkan nilai bukan cari profit. Saat duduk di atas itu gampang (board meeting) tapi saat menjalankan atau menjadi pelaku itu sulit dan tidak mudah. Execute apa yang udah dipelajari di gereja dan do that in the marketplace.
Harus dorong diri terus utk terus di stretch, menarik kemampuan. Merasa tertantang kemudian take it personally menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Kita ga akan pernah bs maju atau berkembang kalau terus dalam posisi yang sama.
Seperti apa gaya kepemimpinan anda?
Servant leaders. Tidak suka dipandang sebagai bos di mata karyawan. Memperlakukan karyawan sebagai teman, facilitate and help them supaya mereka punya tempat kerja yang nyaman, career advancement, dan bring money for the family. Give understanding kenapa why we have to do certain things. Menjadi inovatif dan reponsif ide dari karyawan.
Bisnis tidak sama seperti kompetisi lari, dalam lomba lari harus jadi yang terdepan. Kalau dalam lomba lari 100 meter, plg depan menang. Dalam perusahaan strategi itu penting. Lebih penting utk memberikan impact lebih kepada konsumen dan society. We should not run the fastest, create our own run. Kita harus menemukan strategi yang unik. Mahir dalam melakukan strategi yang kita ciptakan sendiri.
Jangan compare ke orang lain, menemukan cara yang tidak konvensional utk mencapai tujuan dalam cara yang taat aturan.
No wonder dia dinominasi ceo oleh majalah swa. Tujuan bukan cari profit semata, tapi mau kasih impact, value. Mau menambahkan nilai kepada karyawan dan masyarakat sekitar. Jadi bos itu gampang jadi leader itu susah. Banyak orang tidak bs bedakan antara jadi bos dan leader. Fasilitasi keperluan orang yg bekerja utk dia. Jangan bandingkan dengan orang lain, sehingga kita terjebak ke dalam perbandingan ini. Kita harus lari ke dalam our own race. Jangan iri sama yang orang lain sedang kerjakan. Membandingkan itu mencuri sukacita. Apalagi kalau orang lain mengerjakan lebih daripada kita. Belajarlah menjadi servant leader.
Dia tiru apa yg dilakukan gereja undang semua karyawan bahkan sampe supir diajak makan di hotel bintang 5. Para atasannya melayani para karyawan. Kasih makan buat supirnya sampe supir nya nangis. Typical servant leader yang sangat luar biasa.
Michael sudah bergereja di jpcc sejak 2001, gereja dan dunia bisnis dapat bekerja sama. Jpcc telah menjadi tempat yg efektif utk belajar leadership. Perlu keberanian, usaha, iman utk melakukan apa yg kita pelajari. Terkadang tidak mudah menghubungkan nilai alkitab dalam dunia bisnis. Tapi pst ada jalannya. Dunia bisnis juga membutuhkan spiritual dan doa.
Dunia bisnis perlu gereja. Mereka bisa bekerjasama satu dengan yang lain. Kita ga pernah tau seberapa besar impact yg bisa kita buat untuk dunia bisnis. Jangan morotin orang bisnis yang ada di gereja masing masing. Itu tidak akan membantu siapa siapa. Orang yang diporotin terus akan tidak hormat kepada kita, dan mungkin suatu saat akan pergi. Semua karakter, sikap didapatkan dari gereja. Jangan juga takut berhadapan dengan orang berduit, kenapa musti takut? Kan kita punya kebenaran, juga jangan kurang ajar sama mereka. Harus jujur dengan diri sendiri. Kalau ga ngerti dunia mereka, bertanya! Semua nilai kebenaran FT bs diterapkan dimana saja, kapan saja. Jangan sekedar ngomong dan tidak pernah lakukan apa yang kita percayai orang juga ga percaya.
Apa pesan bagi para pemimpin gereja?
Pemimpin gereja harus berhubungan erat dengan komunitas bisnis. Harus mengerti kebutuhan bisnis para jemaat, bgm menangani generasi penerus, memberikan dorongan, pengajaran, tidak bisa dipaksakan. Walk the talk. Menjadi teladan. Gereja harus lebih terhubung ke dunia bisnis, supaya indonesia bisa ada di good hands.
Kita harus punya pemikiran bahwa dunia bisnis harus digembalakan. Bukti banyaknya orang beruang, berduit, pergi gereja, kemudian harus berhadapan dgn penegak hukum karena tidak ada yang menggembalakan. Kita ga bisa memimpin orang dari posisi kuatir atau takut, harus bisa memimpin dari posisi iman. Yang dibutuhkan hanya kuping yg mau mendengar.
Petrus waktu bersihin jala ga dapet apa apa, cuman disuru Tuhan menebarkan jala sekali lagi. Sesuatu yg sudah dibuat semalam, ga ada istilah perikanan yang luar biasa. Mujizatnya ada dimana? Bukan di metodenya. Mujizatnya ada di obedience. Ketaatan. Petrus taat sama guru, Yesus.
Hati hati sama mulut kita, apakah mulut kita bisa dipegang enggak? Jadi suara yang mereka bisa dengar!
No comments:
Post a Comment