Tuesday, November 22, 2016

Kotbah 9 agustus 2015 Jeffrey rachmat Jalan yang sempit

Kotbah 9 agustus 2015
Jalan yang sempit
Jeffrey rachmat
1st service kota kasablanka

Matius 7:13-14
(13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Hotel di eropa kamarnya sempit, lift nya kecil. Direkomendasi utk pergi ke resto. Yang berada di gang sempit. Pintunya kecil. Waktu masuk harus nunduk. Tempatnya juga kecil. Karena ga reserve, ga bisa makan disitu, ditolak. Besokannya booking disitu, ternyata dibawa ke suatu gang yg tempatnya luas, kemudian dibawa ke tempat lain lagi dan ruangannya lebih luas lagi. Gak lama, tempat itu kemudian rame. Penuh manusia, dan banyak sekali orang antri.

Banyak orang memilih comfort di depan tapi susah di belakang. Berakit rakit ke hulu berenang renang kemudian, bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian. Kalau ingin keberhasilan di kemudian hari harus berani bersusah payah terlebih dahulu. Kebenaran itu kelihatannya sesak. Ga banyak orang yg mau di jalan kebenaran. Kalau terus persisten, konsisten dalam menjalaninya, maka kehidupanlah yang akan kita temui pada akhirnya.

Sesaklah pintu menuju kehidupan, sedikit orang yang mau menjalaninya dan masuk ke dalamnya. Kita gatau bisa bertahan seberapa lama. Ga banyak orang mau melakukan kebenaran, karena menyesakkan. Misalnya memaafkan orang yg telah melakukan kesalahan kepada kita.

Semua perubahan menyesakkan di awal, sulit, pasti ada orang yg komplain, ga suka, kebiasaan yg diubah. Kalau bertahan, perubahan akan membawa kepada kehidupan. Kalau merasa terus ingin benar, maka hubungannya gak bisa dibawa ke tempat yg lebih tinggi. Mengakui kesalahan spt sesuatu yg menyesakkan.

Kalau salah cari kambing hitam atau melemparkan kesalahan kepada orang lain kelihatannya nyaman di depan. Kita tidak akan berubah kalau kita hanya mau dengar apa yg kita dengar, ga mau dikoreksi. Ingin membenarkan diri sendiri.

Sebuah pembenaran akan membuat kita feel good, kalau mau dicari pasti akan ketemu. Hal tersebut ga membawa dampak jangka panjang.
Kebenaran yg sesungguhnya mengubahkan, transformasi berhasil kalau orang menerima kebenaran sepenuhnya tidak mencari pembenaran.

Lukas 16:13-15
 (13) Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (14) Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. (15) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Justru mereka mencemooh Yesus. Mau dengar hanya apa yg mereka mau dengar. Jangan mengejar berkat, berkat adalah akibat. Kalau mengejar berkat itu kita akan cape. Kalau hidup benar, kita akan dikejar berkat. Berkat itu cuman materi, apapun bentuk nya seharusnya dia yang mengejar kita bukan sebaliknya.

Lukas 11:39
(39) Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

Kondisi hati seseorang menentukan bgm kebenaran bs bekerja dalam hidupnya.
Matius 13:3-9
(3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. (4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Benih itu adalah FT. Tanah adalah hati kita masing2. Benihnya sama kalau kondisi hatinya berbeda maka hasilnya pun berbeda.

Transformasi kehidupan
Matius 6:33
(33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Kalau ttp sama berarti something is not right. Motivasi kita perlu dicek. Selalu ada hasil yg signfikan dari perubahan benih yang ditabur. Dari buahnyalah pohon itu dikenali.

Amsal 21:2-3
Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri tapi orang yg menguji hati, melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan daripada korban.

Itu sebabnya kita perlu dicounter sama orang lain, ada dalam komunitas. Kalau jalan kita keliru ada yang bisa koreksi. Pada akhirnya kebenaran lah yg bisa mengubah kehidupan kita.

Kebenaran hanya bs ditemui oleh pengenalan pribadi yg namanya Yesus.

No comments:

Post a Comment