RL 13 mei 2016
Ps. Jeffrey rachmat
General session 05
Banyak orang pengen kedudukan, otoritas. Posisi leadership seringkali diperebutkan dengan segala cara. Unfortunately di gereja juga terjadi demikian. Orang tdk lagi melihat kompetensi utk angkat pemimpin. Apalagi benefitnya sangat luar biasa. Akibatnya pengkotbah 10:5-6 terjadi
(5) Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa: (6) pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.
Tapi mereka juga tidak sadar bahwa kepemimpinan itu dua sisi, mereka hanya melihat dari sisi otoritas dan benefit, tidak pernah melihat dari sisi yang lainnya.
Dunia mendefinisikan kebesaran dengan kekuasan, jabatan, dan posisi. Kita dikenal hebat kalau ada banyak orang yg melayani kita. Status adalah segala galanya, sehingga ingin diperebutkan. Bahkan dalam pelayanan pun orang seringkali mementingkan status drpd melayani itu sendiri. Jadi jabatan saya apa di gereja ini? Jarang sekali orang mau melayani tanpa pamrih.
Markus 10
Murid Yesus pun berebut kekuasaan. Dua murid Yesus pengen duduk di sebelah kiri dan kanan dalam kemuliaan. Kemudian Yesus panggil mereka, pemerintah memerintah dengan tangan besi, tidak lah demikian di antara kamu! (Kamu harus berbeda). Barangsiapa menjadi besar harus menjadi pelayan, hamba. Anak manusia dtg bukan utk dilayani tp utk melayani bahkan utk memberikan nyawa nya jadi tebusan bagi banyak orang.
Buat Yesus ukuran kebesaran adalah melayani. Ada banyak buku ttg kepemimpinan, seminar ttg kepemimpinan. Jarang ada tulis buku ttg bagaimana cara melayani. Leadership is all about servanthood. Sam hartanto menulis buku ttg volunteer. Michael wanandi dalam sesi kemarin menolak disebut boss, karena dia bukan boss dia adalah leader. Dia mengerti apa bedanya, boss itu easy menjadi pemimpin itu susah. Kalau ga percaya perhatikan aja anak kecil, kalau ada pembantu di rumah, dia bisa banget bossy sama embaknya di rumah.
Yohanes 13:3-7
(3) Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Tidak semua hal di dunia ini bisa kita mengerti, ada saatnya buat kita nanti mengerti. Mis diputusin pacar, ternyata dpt istri yang lebih baik.
Kira kira kalau kita dikasih kuasa seisi dunia apa yang akan kita perbuat? Ada orang yg masih level menengah aja udah petanteng petanteng, apalagi kalau orang itu dikasih kuasa seisi dunia?
Apa yang Yesus lalukan ketika dia dikasih kuasa seisi dunia? Membasuh kaki para murid.
Sebagai pemimpin harus tau kapan perlu jaim dan kapan tidak perlu. Yesus tidak kehilangan statusnya pada saat Dia berbuat ini. Murid murid nya ttp tau siapa yang jongkok membasuh kakinya. Dengan mencuci kaki murid, Yesus sedang memberikan teladan apa yang harus dilakukan jika kekuatan dan kuasa ada di tangan kita. Yesus mau punya gaya hidup yang melayani. Yesus mengerti, if you serve with high capacity and power will produce more impact.
Melayani itu fokusnya ke orang lain, sikap hati fokusnya kepada orang lain. Kepuasan hati dr pelayan yang sejati adalah ketika yang dilayani puas. Contoh : saat kita bicara bahasa lain sama orang yg kita pimpin, kita ga akan jadi orang yg relevan. Pelayanan jadi tidak efektif. Orang yg mendengar juga tidak mengerti apa yg saya maksud. Meskipun kelihatan keren, tp ga ada untungnya sama sekali buat mereka. Selalu pertanyakan apakah yang diomongin ini berguna gak buat mereka?Karena harus diingat, waktu melayani fokusnya mereka bukan saya.
Betapa bagusnya kita bisa menyanyi atau membuat sebuah prestasi kalau orang lain ga bisa ikutin, berarti kita bukan pemimpin yang baik. Perhatikan kebutuhan orang lain dulu dan tidak mau menangnya sendiri. Orang seringkali kotbah ini dengan thema yang lebih vulgar, menyalibkan daging.
Filipi 2:1-11
(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4)dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (5)Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Orang yg punya sikap hati mau melayani akan mementingkan kesatuan, satu hati sepikir karena tujuannya bukan utk kepentingan diri sendiri. Ini juga berlaku dalam hubungan suami istri, yang penting dalam hubungan suami istri kan kesatuan bukan maunya menang sendiri. Kalau saya menang, istri kalah buat apa? Kan dua sudah jadi satu. Akibat lebih buruk adalah kalau kita kehilangan kerukunan dan Tuhan tidak bs memerintahkan berkat untuk pergi kesana.
Melayani bukan utk cari popularitas, atau tempat cari pencitraan. Tapi tempat utk belajar rendah hati, tempat utk memberi dan bukan tempat utk mendapatkan. Melayani adalah tempat utk melepaskan sesuatu. Melayani disebut budak, yaitu orang yg rela kehilangan hak pribadinya.
Bagaimana seorang pelayan melayani merupakan cerminan dari budaya dimana dia diajarkan / budaya yang dikembangkan. Dari cara pelayan melayani kita bs melihat nilai yang dikembangkan.
Ayat 13) meskipun dia mencuci kaki Dia tidak kehilangan statusnya. Jika kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kalau kamu melakukannya. Bahagia itu bukan tau, tapi melakukan.
Waktu Yesus mencuci kaki murid, ini bukan event yang harus dilakukan tapi lifestyle yg harus dijalani setiap hari. Its not a program you have to do but a lifestyle you need to embrace.
Kisah rasul mereka saling memperhatikan satu sama lain, melayani satu sama lain, jual harta untuk orang lain. Kisah 4:33-37
(33) Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. (34) Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa (35) dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.(36) Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. (37)Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Semua orang bs melayani, karena tidak diperlukan IQ tinggi utk melayani. Ga perlu IQ tinggi utk bisa datang on time, tapi perlu karakter yang benar. Ga perlu IQ tinggi utk memberikan ruang bagi anak muda berkreasi, tapi dibutuhkan keberanian dan karakter Kristus. Kalau mau membangun sesuatu, orang akan tanya dimana tempatnya. Dlm membangun kehidupan juga sama, kita harus kasih ruang supaya dia bs membangun hidupnya. Tidak diperlukan IQ tinggi utk orang bs belajar. Jangan berhenti kembangkan keinginan utk terus belajar. Keep on learning, teruslah belajar. Yang dibutuhkan adalah karakter yg dewasa. Miliki ide yang benar ttg kepemimpinan.
No comments:
Post a Comment